REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai sebenarnya tidak relevan untuk saat ini membuat komparasi kaum muda dan tua untuk jadi calon presiden (capres) atau wakil presiden (cawapres). Jikapun hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan kaum muda sulit tampil menjadi capres hal itu sangat masuk akal.
Meski secara formal ada peluang, figur yang digadang-gandang kaum muda menjadi capres atau cawapres di dunia perpolitikan akhir-akhir ini malah terbelit persoalan korupsi. "Ternyata secara kualitas dan integritas banyak yang bermasalah," kata Mahfud kepada Republika, Senin (31/10).
Permasalahan utamanya, kata Mahfud, ada yang kenegarawanannya masih mentah, dan tak sedikit juga yang tersangkut korupsi kelas kakap. "Semuanya banyak yang melibatkan politisi muda."
Karena itu, ia sangat setuju dengan pendapat mantan Ketua Masyumi Muhammad Natsir, yaitu dalam memilih pemimpin, tidak seharusnya terikat dan terjebak pada dikotomi muda atau tua. Tetapi lebih tekankan pada akhlak, kapabilitas, dan integritas yang bersangkutan.