Rabu 12 Oct 2011 19:17 WIB

Mega Kritik Pembangunan Jembatan Selat Sunda, Katanya: 'Buang-Buang Duit'

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Stevy Maradona
Jembatan Selat Sunda
Jembatan Selat Sunda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rencana pemerintah membangun Jembatan Selat Sunda (JSS) mendapat kritik presiden Republik Indonesia keempat Megawati Soekarno Putri. Menurut Mega, megaproyek JSS terkesan dipaksakan sebab tidak mempertimbangkan faktor alam.

Apalagi jembatan yang menyambungkan Pulau Jawa dan Sumatra itu melewati Gunung Krakatau, yang aktif menyemburkan gas beracun. Belum lagi persoalan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) sebelum adanya JSS, wajib diperhatikan. Tujuannya agar persoalan lingkungan, khususnya habibat penghuni Selat Sunda tidak terganggung bila JSS berdiri.

“Apakah pemerintah sudah memikirkan itu? Umpama nanti tiba-tiba gunung meletus dan terjadi gempa. Buang-buang duit jadinya,” cetus Mega di sela orasi Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa di Megawati Institute, Jakarta, Rabu (12/10).

Kementerian Pekerjaan Umum berencana membangunan JSS. Jika terealisasi, JSS bisa menjadi jembatan dengan bentang tengah terpanjang kedua di dunia. Jembatan dengan total panjang sekitar 29 kilometer itu dibangun menggunakan dua buah jembatan suspensi sebagai jembatan utama.

Adapun panjang bentang mencapai 2.500 meter. Jembatan ini akan dilengkapi infrastruktur seperti transmisi gas, rel kereta api, transmisi listrik, dan transmisi air minum.

Rencananya, pembangunan dimulai pada 2014 dan memakan waktu sekitar 10 tahun untuk pengerjaannya. Nilai proyek awalnya diperkirakan Rp100 triliun, kini meningkat menjadi Rp 215,37 triliun. Namun, biaya itu masih bersifat estimasi awal berdasar kuantitas atau volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement