REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN - Pelaksana tugas rehabilitasi dan rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Jawa Tengah, Wachju Adhy Pratomo, mengatakan untuk memulihkan sektor pertanian di lereng Merapi butuh waktu sedikitnya tiga tahun.
"Kondisi lahan pertanian di kawasan lereng Gunung Merapi pascaerupsi 2010 masih memprihatinkan. Upaya penghijauan yang dilakukan selama ini belum sepenuhnya berhasil dan cenderung gagal karena tidak ada keberlanjutan dalam perawatan," katanya di Klaten, Senin (18/7).
Ia menjelaskan, lamanya upaya merehabilitasi sekaligus merekonstruksi lahan pertanian itu disebabkan faktor kondisi lahan yang masih tertutup abu vulkanik Merapi setebal kira-kira dua jengkal tangan orang dewasa.
Menurut dia, selama ini memang banyak donatur yang mengupayakan kehidupan tanaman di Merapi melalui penanaman pohon dengan berbagai macam jenis, jumlahnya mencapai ratusan ribu batang. "Tetapi coba lihat hasilnya, sebagian besar bibit pohon tersebut mati karena dalam penanaman tidak memperhatikan kondisi tanah yang masih tertutup abu vulkanik," ujarnya.
Agar berhasil tumbuh, menurut dia, tumbuhan harus ditanam di tanah asli, sehingga abu vulkanik yang masih menutup ratusan hektare tanah pertanian di lereng Merapi harus disingkirkan dulu.
"Kami sudah membicarakan dengan lembaga riset dan teknologi mengenai langkah yang mungkin dilakukan untuk merehabilitasi dan merekonstruksi lahan pertanian Merapi, dan menemukan beberapa opsi mengenai langkah yang mungkin dilakukan," ujarnya.
Beberapa opsi tersebut, kata dia, di antaranya adalah mengolah tanah yang terdampak abu vukanik dengan menambah bahan organik. Yang paling mungkin dilakukan adalah menambah tanaman enceng gondok di lahan tersebut.
"Rehabilitasi dan rekonstruksi penghijauan membutuhkan konsep khusus yang tidak asal tanam lalu ditinggal, karena harus ada keberlanjutan yang panjang setelah menanamnya," kata Wachju. Ia menambahkan, pihaknya tengah mengusulkan dana rehabilitasidan rekonstruksi kepada pemerintah pusat untuk mengembalikan kondisi lahan pertanian lereng Merapi yang rusak.
"Jawaban dari usulan tersebut diperkirakan baru akan diterima pekan ini," katanya. Wachju juga mengaku telah menyiapkan jadwal pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan dilakukan, termasuk untuk mengembalikan sektor lain seperti perikanan dan infrastruktur yang rusak akibat erupsi Merapi 2010.
"Kegiatan rekonstruksi akan segera kami lakukan setelah peraturan Presiden mengenai masalah tersebut turun. Diperkirakan kegiatan ini akan selesai hingga 2014," katanya.