REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadi hujan di puncak dan lereng barat daya Gunung Merapi yang berlokasi di Kabupaten sleman, DIY dan di Jawa Tengah ini, Ahad (25/2/2024).
Hujan tersebut dilaporkan mulai terjadi sejak pukul 11.06 WIB. Hingga berita ini ditulis, BPPTKG melaporkan hujan masih terjadi.
"Total curah hujan 20,8 milimeter dengan durasi 37 menit. Intensitas hujan 33,67 milimeter per jam," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Ahad (25/2/2024).
Hujan tersebut berpotensi membawa lahar dingin ke sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Untuk itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi bahaya lagar dingin ini.
Terutama masyarakat yang beraktifitas ataupun tinggal di kawasan bantaran sungai yang berhulu di Merapi. "Waspada bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dan awan panas guguran di daerah potensi bahaya. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," ucap Agus.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) YIA memprediksi bahwa DIY akan kembali diguyur hujan dengan intensitas lebat pada Ahad (25/2/2024) ini. Potensi hujan tersebut dapat disertai dengan angin kencang.
Dikatakan BMKG Stamet YIA bahwa kondisi ini dapat terjadi pada siang hingga sore hari. Untuk itu, masyarakat diminta agar mewaspadai dampak yang ditimbulkan akibat potensi hujan tersebut.
"Peringatan dini, waspada potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir, dan angin kencang," kata BMKG Stamet YIA, Ahad (25/2/2024).
BMKG Stamet YIA menyebut bahwa potensi hujan dengan intensitas lebat disertai angin kencang ini dapat terjadi di sejumlah wilayah di DIY. Mulai dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo bagian utara, termasuk di Kabupaten Sleman yakni lokasi Gunung Merapi.