REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Semua populasi beruang kutub yang tinggal di Kutub Utara berasal dari satu "mama" beruang coklat yang hidup 20.000 sampai 50.000 tahun lalu di wilayah yang kini jadi Irlandia.
Satu studi yang disiarkan Kamis (7/7) menunjukkan sampel DNA dari hewan pemakan daging bertubuh besar dengan bulu putih tersebut --yang diambil dari seluruh wilayah di Rusia, Kanada, Greenland, Norwegia dan Alaska-- mengungkapkan setiap garis keturunan binatang itu dapat dilacak bersumber pada nenek-moyang beruang Irlandia.
Analisis bahan genetika yang diwariskan hanya melalui hewan betina juga memperlihatkan beruang kutub dan coklat kawin secara berkala selama 100.000 tahun belakangan, demikian laporan AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat.
Tindakan tersebut meningkatkan kemungkinan pencampuran lintas-spesies semacam itu --yang diduga oleh sebagian ilmuwan sebagai ancaman tambahan bagi beruang kutub, yang sudah berjuang menghadapi perubahan cuaca-- memainkan peran positif dalam evolusi baru-baru ini, kata para peneliti tersebut.
"Hibridisasi tentu saja dapat menghasilkan hilangnya rangkaian genetika yang unik, yang dapat mendorong mereka ke jurang kepunahan," kata Beth Shapiro, profesor di Pennsylvania State University dan pemimpin peneliti bagi studi itu.
"Tapi para ilmuwan mesti mempertimbangkan upaya pelestarian yang dipusatkan bukan hanya pada beruang kutub tapi juga pada cangkokan, sebab hasil perkawinan silang dapat memainkan peran yang tak diperhatikan dalam kelangsungan hidup spesies tertentu," katanya.
Beberapa "pizzly" --persilangan antara beruang besar coklat dan beruang kutub-- telah terlihat dalam beberapa tahun belakangan sementara spesies Kutub Utara tersebut telah terdesak ke luar habitat asli mereka oleh temperatur yang meningkat dan es yang mencair.
Predator buas itu memanfaatkan ujung lapisan es sebagai daerah perburuan anjing laut, makanan kesukaan mereka.
Pemanasan global telah menerpa Kutub Utara dua kali lebih berat ketimbang daerah lain di planet ini, sehingga merancang-ulang lingkungan hidup --tempat tinggal puluhan mamalia darat dan laut.
Sudah lama diketahui berdasarkan DNA dan bukti fosil bahwa beruang kutub --Ursus maritimus-- adalah percabangan dari keluarga yang lebih besar beruang coklat sekitar 150.000 tahun lalu.
Namun apakah perkawinan antarspesies selanjutnya bersifat tak terencana atau apakah itu secara mendasar membentuk kolam gen tak diketahui.
Untuk menggali lebih dalam, satu tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh Shapiro menganalisis DNA mitokondria pada 242 beruang kutub dan coklat kuno dan yang masih hidup saat ini.
DNA mitokondria adalah bagian dari sel dengan DNA mereka sendiri yang diwariskan secara eksklusif dari induk ke anaknya, dalam kasus ini dari induk beruang ke anaknya.
"Kami mendapati garis keturunan induk beruang kutub bergabung pada nenek-moyang yang relatif dekat" yang dulu hidup di sepanjang pantai Atlantik di Irlandia, kata Daniel Bradley, profesor di Trinity College di Dublin dan sesama penulis studi tersebut.
Penelitian sebelumnya telah melacak nenek-moyang induk beruang coklat yang paling awal bagi beruang kutub modern berasal dari 14.000 tahun lalu di kepulauan ABC, Alaska.
Temuan baru tersebut, yang disiarkan di jurnal Current Biology, bukan hanya mengubah lokasi tapi juga memundurkan tanggal sejauh 6.000 sampai 36.000 tahun.
Cuma dengan membandingkan silsilah genetika induk yang lebih dekat dengan DNA inti yang terbentuk oleh induk jantan dan betina baru lah para peneliti dapat menunjukkan nenek-moyang beruang coklat.
"DNA ... itu mundur lebih jauh, dan barangkali muncul dari nenek- moyang yang sama beruang coklat sekitar 500.000 tahun lalu," Shapiro menjelaskan di dalam satu surat elektronik.
"Memang ada perbedaan ini --antara nenek-moyang yang sangat dekat sepanjang garis induk dan nenek-moyang yang jauh lebih tua pada DNA genom lain --yang memungkinkan untuk membuat kesimpulan bahwa semua beruang kutub yang hidup sekarang adalah keturunan dari beruang coklat yang hidup tak terlalu lama," katanya.
Agar bisa melihat lebih jelas pola tersebut, harus ada perkawinan berkala setelah kedua spesies itu berpisah, tambahnya.
Karena mereka hidup di lingkungan hidup yang terpisah, tak satu spesies pun dapat bertahan hidup lama di lingkungan ekologi masing-masing akibat kebiasan berburu, metabolisme dan bentuk tubuh mereka yang berbeda.
Beruang kutub, misalnya, adalah perenang jempolan, sedangkan beruang coklat lebih mahir memanjat.
Saat ini ada 20.000 sampai 25.000 beruang kutub yang hidup di alam liar, demikian International Union for the Consevation of Nature.