REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Rum Nessa mengatakan pihaknya tidak memiliki rencana membangun gedung baru lagi sebagai pengganti gedung utama yang terletak di Jalan Merdeka Utara. Menurut Rum Nessa, di Jakarta, Kamis, MA sudah membangun dua gedung tambahan di Jalan Ahmad Yani Jakarta Pusat dan Pulo Mas yang diresmikan pada Desember 2010 yang telah menghabiskan dana sekitar Rp 314 miliar.
"Pembangunan gedung utama MA terakhir di Ahmad Yani yang digunakan seluruh Dirjen, biayanya sekitar Rp 194 miliar dan pembangunan gedung arsip di Pulo Mas Rp 120 miliar," katanya.
Hal ini diungkapkan Rum Nessa menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebut MA menempati urutan kedua rencana pembangunan gedung lembaga negara yang menghabiskan dana diatas Rp 100 miliar. Dia mengungkapkan pembangunan dua gedung tersebut dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun dan MA tetap memiliki skala prioritas terkait anggaran yang perlu diutamakan.
Rum Nessa melanjutkan dengan sudah selesainya dua gedung MA itu, hingga saat ini pihaknya belum menginginkan membangun gedung lagi. Tentang alokasi belanja terkait pembangunan hanya dilakukan untuk pengadilan di daerah-daerah yang memerlukan perawatan, lalu pembangunan pengadilan Tipikor yang diamanatkan ada pada 30 provinsi.
Biaya yang dialokasikan sebesar Rp 1,2 triliun, diambil dari anggaran tahunan MA sebesar Rp 6 triliun. "Alokasi untuk itu hanya sebagaian kecil, karena alokasi belanja pegawai MA sekitar 60 persen dari Rp 6 triliun," papar Rum Nessa.
Dia juga menegaskan bahwa pihaknya tak mungkin meniadakan pembangunan gedung pengadilan daerah, terutama pengadilan Tipikor, yang rencananya akan dibangun dalam jangka waktu dua tahun. Sebelumnya, Presiden SBY mengumumkan kantor 10 lembaga negara yang akan dibangun dengan biaya mahal. DPR, MA, Kemenkeu, DPD, BPK, Kejagung, BPS, Kemendiknas, KPPU dan Kemenkes.