Senin 04 Apr 2011 19:25 WIB

Yusuf Supendi Naikan Pamor PKS

Yusuf Supendi
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Yusuf Supendi

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Ketua Umum DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hamy Wahjunianto, yakin laporan pendiri Partai Keadilan, Yusuf Supendi, ke Badan Kehormatan DPR akan menaikkan pamor partai itu.

"Terus terang meskipun tokoh-tokoh politik PKS tersudut dengan laporan Yusuf, partai kami makin banyak mendapatkan simpati," kata Hamy di Surabaya pada Senin (4/4).

Bahkan, menurut Hamy, peristiwa tersebut menjadikan kader-kader partai berlambang bulan sabit kembar dan padi itu semakin solid dalam berkonsolidasi. "Kader kami sudah dewasa sehingga tahu mana yang benar dan mana yang bohong. Kami juga menyayangkan sikap Yusuf yang katanya guru mengaji, tetapi bisa bersikap seperti itu," katanya.

Peristiwa laporan Yusuf tidak akan mengganggu keutuhan partai yang bakal menggelar musyawarah kerja tingkat daerah (mukerda) se-Indonesia secara serentak pada 20-23 April 2011. Mukerda DPW PKS Jatim akan digelar di Malang. "Ada beberapa tokoh nasional yang datang. Kalau Pak Yusuf mau datang, silakan. Kami akan membuka pintu lebar-lebar," katanya.

Yusuf melaporkan beberapa pimpinan PKS termasuk Sekretaris Jenderal Anis Matta dan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq ke BK DPR dan KPK. Pria yang pernah duduk sebagai anggota DPR tersebut juga menuduh para elite partai melanggar etika sebagai anggota parlemen karena telah menggelapkan uang partai.

Dia juga melaporkan ancaman serta pencemaran nama baiknya oleh petinggi PKS ke Mabes Polri. Anggota Komisi X DPR periode 2004-2009 itu menuding Anis Matta telah memperkaya diri sendiri melalui penggelapan uang dana kampanye Pilkada DKI Jakarta pada 2007 sebesar Rp 10 miliar. Dana tersebut berasal dari Adang Daradjatun.

Hamy menegaskan bahwa laporan Yusuf tersebut sudah basi. Bahkan, sebagian pernah dilaporkan namun tidak terbukti. ''Nuansa politisnya semakin jelas. Kenapa hal itu dilaporkan lagi pada saat sekarang? Peristiwa itu jelas 'by design'," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement