REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Koordinator Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menganggap DPR telah melakukan manipulasi informasi. Hal itu terkait informasi soal pembangunan gedung yang disebut keputusan periode lalu. Manipulasi informasi juga terkait sayembara desain gedung.
Sebastian menyampaikan hal itu ketika melakukan audiensi dengan Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di gedung DPR, Rabu (30/1). Audiensi itu khusus digelar untuk meminta pandangan beberapa LSM terkait dengan pembangunan gedung baru.
Dalam pertemuan itu juga hadir Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow, Direktur Eksekutif LIMA Ray Rangkuti, peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam, aktivis TI Indonesia Heni Yulianto, dan aktivis LSPP Lusius Karus.
"Ketika Ketua DPR mengatakan ini keputusan periode lalu, ini manipulasi informasi," kata Sebastian. Dia mengatakan, DPR tahun lalu melakukan kajian dan diharapkan muncul grand design gedung parlemen, kemudian diputuskan agar grand design disayembarakan.
"Gambar ini pernah ditunjukkan periode lalu. Saat itu, bagaiman ceritanya lha wong mau disayembarakan. Ini ada skenario di mana kita tidak tahu. Tahu-tahu ada gambar," ujar Sebastian menegaskan.