Rabu 10 Dec 2025 05:30 WIB

Koperasi Merah Putih di Bogor Hadapi Kendala Lahan dan Pembiayaan

Koperasi Merah Putih di Bogor mengalami kendala operasional terkait lahan dan pembiayaan, meskipun beberapa sudah mulai beroperasi.

Rep: antara/ Red: antara
Dari puluhan KKMP Kota Bogor sebagian besar belum beroperasi.
Foto: antara
Dari puluhan KKMP Kota Bogor sebagian besar belum beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR, – Program Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) di Kota Bogor, Jawa Barat, menghadapi kendala terkait luas lahan dan pembiayaan, sehingga sebagian besar koperasi belum beroperasi meskipun sudah diluncurkan. Hanya dua wilayah, yaitu Kelurahan Cilendek Timur dan Kelurahan Ciparigi, yang sudah menunjukkan progres dalam pematangan lahan.

Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, mengungkapkan bahwa kendala utama operasional KKMP adalah syarat luas lahan yang idealnya 1.000 meter. Namun, ada KKMP seperti di Kelurahan Bantarjati yang sudah beroperasi dengan lahan seluas 150 meter. "Meski tidak mencapai luas lahan ideal, semangatnya mumpuni," ujar Jenal.

Selain masalah lahan, pembiayaan juga menjadi tantangan. Pinjaman yang mencapai Rp3 miliar memerlukan proses BI Checking terhadap semua pengurus, yang bisa menggagalkan pencairan jika ada masalah dengan salah satu pengurus. Jenal menegaskan, meskipun Pemerintah Kota Bogor berupaya mencari solusi, proses ini tidak mudah.

Pemerintah Kota Bogor menegaskan akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk mencari solusi. Keberadaan Satuan Tugas KKMP, yang terdiri dari enam camat dan Organisasi Perangkat Daerah terkait, bertanggung jawab membahas dan mengatasi kendala ini. Satgas KKMP telah mengikuti pembekalan operasionalisasi KKMP pada 8 Desember lalu.

KKMP di Kelurahan Bantarjati menjadi yang pertama beroperasi sejak 10 November, dan diharapkan menjadi contoh bagi koperasi lainnya di Kota Bogor dan nasional. Jenal berharap kemitraan yang mumpuni menjadikan KKMP Bantarjati sebagai ekosistem perekonomian baru dan mendukung program Makan Bergizi Gratis.

Staf Khusus Menteri Koperasi Bidang Pembiayaan, Rudi Wijaya, berharap KKMP Bantarjati bisa menjadi penghubung bagi seluruh koperasi di Bogor. Ia menekankan pentingnya digitalisasi koperasi untuk memantau kebutuhan, keanggotaan, dan kegiatan perekonomian.

Ketua KKMP Bantarjati, Sopian, menyatakan bahwa koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat dalam berkoperasi, dengan harapan perekonomian berkembang.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement