REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Transformasi digital dinilai menjadi instrumen strategis bagi daya saing global, kedaulatan, dan ketahanan ekonomi Indonesia. Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi Komunikasi Nasional (Wantiknas) Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, menegaskan, digital bukan sekadar alat operasional, melainkan pilar utama pembangunan nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.
Dalam puncak acara penghargaan TOP Digital Awards 2025 yang diselenggarakan di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (4/12/2025), Ilham menekankan, seluruh pilar dalam visi Indonesia 2045 memiliki unsur digital yang kuat, khususnya pembangunan manusia dan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Penguasaan teknologi, ujar dia, merupakan fondasi inovasi, pemerataan, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ilham menyoroti, digital harus dipahami sebagai instrumen daya saing global, kedaulatan nasional, dan ketahanan ekonomi. Pemanfaatannya membutuhkan operational excellence melalui integrasi sistem, pemanfaatan data real time, hingga pengambilan keputusan berbasis analitik dan kecerdasan buatan.
“Karena itu, digital leadership menjadi elemen paling krusial dalam transformasi digital — bukan sekadar pembelian teknologi, tetapi keberanian merancang proses, tata kelola, dan budaya kerja baru yang kolaboratif, adaptif, inklusif, serta berbasis data,” tegas dia.
Saat ekonomi digital global menyumbang sekitar 15% PDB dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mempercepat kontribusi ekonominya. Namun, tantangan infrastruktur, kesiapan SDM, integrasi sistem, dan keamanan siber masih perlu dibenahi.
Ilham menekankan, produktivitas digital harus ditingkatkan agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen teknologi dan konten digital di pasar global. Hal ini terutama penting mengingat konten digital berbahasa Indonesia masih berada di kisaran 1% dari total konten global.