Kamis 27 Nov 2025 07:29 WIB

Sumatra Dilanda Banjir Bandang dan Longsor, Pemerintah Turun Tangan

Pemerintah menghimpun laporan terkini untuk percepatan dukungan dan evakuasi korban.

Warga melihat kondisi mushola yang rusak akibat banjir bandang di kawasan Batu Busuk, Pauh, Padang, Sumatera Barat, Rabu (26/11/2025). Banjir bandang yang terjadi pada Selasa (25/11) di daerah itu mengakibatkan dua rumah dan satu mushalla rusak serta berdampak kepada 327 jiwa dimana 167 orang diantaranya terpaksa mengungsi.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Warga melihat kondisi mushola yang rusak akibat banjir bandang di kawasan Batu Busuk, Pauh, Padang, Sumatera Barat, Rabu (26/11/2025). Banjir bandang yang terjadi pada Selasa (25/11) di daerah itu mengakibatkan dua rumah dan satu mushalla rusak serta berdampak kepada 327 jiwa dimana 167 orang diantaranya terpaksa mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menggelar rapat terbatas lintas kementerian untuk membahas percepatan penanganan kondisi darurat bencana hidrometeorologi yang terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Sumatra, termasuk Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Edy Prakoso yang dikonfirmasi membenarkan bahwa rapat tingkat menteri akan digelar pada siang nanti dan dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.

“Betul, kita akan rapat tingkat menteri membahas bencana di beberapa wilayah, khususnya Sumatra, dengan beberapa gubernur dan bupati yang terdampak,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan rapat dijadwalkan berlangsung pukul 13.00 WIB nanti di Ruang Pusdalops Graha BNPB, Jakarta Timur, dan diikuti jajaran kementerian teknis bersama pimpinan Basarnas, BNPB, BMKG, TNI/Polri, serta gubernur, bupati, dan wali kota.

Forum tersebut digelar untuk mengevaluasi langkah darurat dan mempercepat dukungan logistik, evakuasi, serta pemulihan awal di wilayah terdampak bencana cuaca hujan ekstrem dalam sepekan terakhir.

Laporan Basarnas menunjukkan bahwa banjir bandang dan tanah longsor berdampak signifikan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Bencana melanda sejumlah kecamatan, yakni Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Sibabangun, Tapian Nauli, dan Kolang.

Data sementara per Rabu (26/11) malam mencatat lebih dari 1.902 keluarga terdampak, dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Kolang sebanyak 1.261 keluarga. Basarnas mengonfirmasi satu keluarga beranggotakan empat orang di daerah itu meninggal akibat tertimbun longsor.

Kemudian di Kabupaten Tapanuli Selatan, banjir bandang dan longsor melanda wilayah Aek Ngadol, Hutagodang, Garoga, Batuhoring, dan Hapesong Baru di Kecamatan Batang Toru. Basarnas mencatat ada enam warga meninggal akibat banjir bandang dan tujuh warga terdampak longsor di Parsariran, Hapesong Baru.

Sementara itu, di Kota Sibolga, dampak paling signifikan terjadi di Kecamatan Sibolga Selatan. Delapan warga dinyatakan meninggal dunia dan 21 orang dilaporkan hilang berdasarkan laporan yang diterima Posko SAR hingga Rabu malam.

Untuk mendukung penanganan pengungsi, Kantor SAR Nias memastikan sedikitnya tiga lokasi pengungsian telah beroperasi, yaitu GOR Pandan di Tapanuli Tengah, gedung SMPN 5 Parombunan di Kota Sibolga, serta RS Bhayangkara Batang Toru dan titik pengungsian desa setempat di Tapanuli Selatan.

Basarnas menyebut seluruh unsur SAR gabungan telah dikerahkan untuk percepatan pencarian dan pertolongan, termasuk TNI/Polri, BPBD, Polairud, serta relawan setempat.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement