Senin 10 Nov 2025 12:43 WIB

Rafting Maut Mahasiswa di Indramayu, Kampus Polindra Ungkap Fakta Baru

Dua orang meninggal akibat kegiatan rafting di Sungai Desa Legok, Indramayu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
Jenazah dua mahasiswa Polindra yang hilang di Bendung Karet Bangkir Sungai Cimanuk, Kabupaten Indramayu, berhasil ditemukan. Korban pertama ditemukan pada Ahad (9/11/2025) pukul 21.50 WIB dan korban kedua ditemukan pada Senin (10/11/2025) sekitar pukul 01.05 WIB.
Foto: Dok Republika
Jenazah dua mahasiswa Polindra yang hilang di Bendung Karet Bangkir Sungai Cimanuk, Kabupaten Indramayu, berhasil ditemukan. Korban pertama ditemukan pada Ahad (9/11/2025) pukul 21.50 WIB dan korban kedua ditemukan pada Senin (10/11/2025) sekitar pukul 01.05 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Aktivitas rafting Sungai Cimanuk yang dilakukan oleh tujuh mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra), berujung duka. Dua mahasiswa meninggal setelah sebelumnya sempat hilang dan tenggelam di sungai tersebut.

Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Polindra, Ade Syarif, menjelaskan, kegiatan rafting yang dilakukan para mahasiswa itu diluar sepengetahuan pihak kampus. “Kami sudah menelusuri, ternyata kegiatan ini diluar izin Polindra,” kata Ade, saat ditemui pada Ahad (9/11/2025).

Baca Juga

Ade mengungkapkan, setiap kegiatan UKM maupun Ormawa semestinya harus melalui izin pembina dan manajemen kampus. Namun dalam kegiatan susur sungai Cimanuk kali ini, tidak ada izin resmi dari pihak kampus.

Ade mengakui, perahu karet itu merupakan perlengkapan kampus yang diperuntukkan untuk kegiatan tanggap darurat banjir. Ia pun tidak mengetahui mengapa perahu karet tersebut bisa digunakan oleh mahasiswa dalam kegiatan susur sungai tersebut.

“Nah itu, kita pun kurang paham. Karena dari awal kegiatannya tidak melalui izin, proses membawa keluar perahu karet dari kampus pun kami tidak tahu,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement