REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akun Instagram Transjakarta itu 'diserbu' warganet. Mereka memenuhi kolom komentar dengan mempertanyakan orasi dari Muhammad Ainul Yakin, komisaris Transjakarta, di depan Trans 7.
"Itu komisaris kalian, Ainul Yakin, ngancem-ngancem gitu nggak takut kah kalian? malu-maluin banget," tulis seorang warganet.
"Yuk bisa yuk ganti komisarisnya," kata warganet lainnya.
Para warganet memenuhi komentar unggahan yang sejatinya tak ada hubungan dengan demonstransi Trans 7. Transjakarta mengunggah konten terkait Open Top Tour of Jakarta.
Belum ada respons dari pihak Transjakarta atau Pemprov DKI terkait dengan pernyataan orasi Ainul Yakin tersebut. Namun yang pasti kehadiran Ainul di depan Trans 7 tak membawa nama Transjakarta.
Sebelumnya, video demonstrasi Gerakan Pemuda Ansor menggunakan kata-kata tak pantas saat unjuk rasa di depan Kantor Trans7 viral di media sosial. Berdasarkan rekaman beredar, orator terlihat berapi-api saat berorasi mengecam program Trans7 yang dinilai menyinggung pesantren dan ulama.
"Salah satu tugas Ansor dan Banser adalah menjaga kiai, ulama, dan pondok pesanten. Apabila ada kiai, ulama kita dihina, maka Ansor dan Banser akan menjadi karya terdepan," kata orator tersebut dalam video berdurasi 2 menit 20 detik itu.
Menurut dia, Trans7 telah menghina kiai dan ulama Nahdlatul Ulama (NU) melalui siarannya. Padahal, NU melalui Ansor dan Banser memiliki peran yang sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
"Kalian ada karena adanya Nahdlatul Ulama. Jangan sampai kader-kader Banser menggorok leher kalian... Halal darah kalian apabila kalian mengolok-olok ulama Nahdlatul Ulama," ujar dia.