REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Israel agar tak memulai kembali pertempuran di Jalur Gaza menyusul telah tercapainya kesepakatan gencata senjata dengan Hamas. Erdogan mengatakan akan ada "harga mahal" yang harus dibayar Israel jika mengobarkan lagi perang di Gaza.
Menyinggung soal keterlibatan Turki dalam proses negosiasi Israel dengan Hamas, Erdogan mengungkapkan, negaranya melakukan segenap daya untuk menghentikan pertempuran di Gaza. "Kami senang bahwa saudara-saudara kami di Gaza telah mencapai tahap ini dan bahwa kegembiraan telah kembali di wajah-wajah para warga Palestina. Kami telah melakukan segala daya kami untuk mencapai titik ini dan mencapai gencatan senjata di Gaza," ucapnya, Jumat (10/10/2025), dikutip laman Jerusalem Post.
Dia pun memperingatkan agar Israel tak lagi menghasut pertempuran di Gaza. "Kami berharap Israel tidak akan mengulangi kesalahannya, dan kami akan menghalanginya jika Israel tidak menegakkan perjanjian di Gaza. Saya salut kepada semua pejuang perlawanan Palestina, terutama di Gaza," ujar Erdogan.
Menurut Erdogan, Turki juga bermaksud mengambil bagian dalam satgas yang akan memantau implementasi perjanjian gencatan senjata, termasuk pemenuhan klausul-klausulnya. Secara terpisah, seorang pejabat senior Turki menyampaikan kepada Reuters bahwa Turki akan mengambil bagian dalam satgas gabungan - bersama Israel, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir - yang dibentuk untuk menemukan jenazah para sandera di Gaza yang lokasinya tidak diketahui.
Pemerintah RI telah menyambut kesepakatan gencatan senjata fase pertama di Jalur Gaza. RI secara khusus mengapresiasi peran Mesir, Qatar, Turki, dan Amerika Serikat (AS) yang telah menjembatani kesepakatan tersebut.
"Indonesia menyambut baik gencatan senjata fase pertama di Gaza dan penghentian kekerasan secara permanen. Indonesia sampaikan penghargaan atas mediasi yang dilakukan AS, Mesir, Qatar dan Turki, dan tekankan pentingnya pelaksanaan setiap butir kesepakatan gencatan senjata dengan penuh iktikad baik," kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI lewat akun X resminya, Jumat (10/10/2025).

Kemlu RI berharap, dengan telah tercapainya kesepakatan gencatan senjata tersebut, akses bantuan kemanusiaan ke Gaza dapat dibuka secara luas. "Indonesia siap berpartisipasi aktif dalam mendukung proses rekonstruksi Gaza," ungkapnya.
Pemerintah RI mendorong masyarakat internasional memanfaatkan momentum ini untuk memulai kembali proses perdamaian di Palestina berdasarkan solusi dua negara. Hal itu guna mewujudkan berdirinya negara Palestina yang merdeka & berdaulat, sesuai resolusi dan hukum internasional yang telah disepakati.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono telah menyampaikan turut menyambut kesepakatan gencatan senjata di Gaza. "Semoga ini bisa berlanjut ke fase-fase berikutnya," ujarnya ketika diwawancara di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Dia mengaku terus memantau pelaksanaan gencatan senjata di Gaza. Sugiono menyebut meski kesepakatan mendasar dalam gencatan senjata tersebut sudah tercapai, pembicaraan yang lebih terperinci masih berlangsung. “Sekali lagi, semua detailnya sedang dibicarakan dan dinegosiasikan,” ucapnya.
View this post on Instagram