Selasa 23 Sep 2025 22:33 WIB

Polytron Superliga Junior 2025: Dari Magelang ke Kudus, Dari Indonesia ke Pentas Dunia

Polytron Superliga Junior mengasah kesiapan pebulu tangkis muda tampil di beregu.

Pemain tim U-19 Djarum beraksi pada final Polytron Superliga Junior 2025 melawan Jaya Raya di GOR Djarum, Jati, Kudus, Ahad (21/9/2025) malam.
Foto: REPUBLIKA/Havid Al Vizki
Pemain tim U-19 Djarum beraksi pada final Polytron Superliga Junior 2025 melawan Jaya Raya di GOR Djarum, Jati, Kudus, Ahad (21/9/2025) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, Tahun 2016, di GOR Djarum Magelang, sebuah turnamen digelar dengan mimpi besar. Namanya Superliga Junior. Gagasannya sederhana tapi visioner: memberi panggung bagi atlet muda untuk merasakan kejuaraan dengan level tinggi sejak dini.

Bukan persaingan individual, melainkan beregu layaknya kejuaraan-kejuaraan bergengsi seperti Kejuaraan Asia Junior, Kejuaraan Dunia Junior (Piala Suhandinata), Piala Sudirman, hingga turnamen beregu tertua dan paling prestisius: Piala Thomas dan Uber.

Baca Juga

Edisi perdana, Superliga Junior hanya memanggungkan nomor U-19 Putra dan U-19 Putri. Perhelatan berlangsung pada 21–26 November 2016 di GOR Djarum, Magelang. Di arena lima lapangan tersebut, delapan tim putra bertarung memperebutkan Piala Liem Swi King dan tujuh tim putri bersaing mengejar Piala Susy Susanti.

Setahun kemudian, di tempat yang sama, ajang serupa kembali digelar. Kali ini dengan tambahan dua sektor: U-17 Putra dan U-17 Putri. Kategori U-17 Putra memperebutkan Piala Hariyanto Arbi, sementara U-17 Putri membidik Piala Yuni Kartika.

President Director Djarum Foundation Victor Rachmat Hartono mengungkapkan alasan pihaknya menggelar turnamen beregu dengan format Thomas–Uber ini. Ia berharap sejak kecil para pemain Indonesia sudah terbiasa bermain beregu lewat Superliga Junior. Dengan begitu, saat beranjak dewasa dan dipercaya mewakili Merah Putih, para pemain tidak canggung. Mereka terbiasa dengan atmosfer kejuaraan beregu yang berbeda dengan individual.

“Jadi para pemain Indonesia lebih punya pengalaman bermain tim dibandingkan negara lain,” kata Victor.

Superliga Junior berjalan sampai 2019, lalu terhenti akibat Covid-19. Ajang ini baru digulirkan kembali pada 2023 lewat kolaborasi Bakti Olahraga Djarum Foundation dan Polytron. Tempatnya masih di Magelang, namun jumlah pesertanya bertambah. Tim-tim luar negeri yang ikut ambil bagian juga semakin banyak.

Kategori Usia Baru

Pada edisi ketujuh tahun ini, kejuaraan bergengsi tersebut dipindahkan dari Magelang ke Kudus. Polytron Superliga Junior 2025 dihelat di GOR Djarum, Jati, Kudus, pada 15–21 September. Selain Kudus sebagai rumah PB Djarum yang menghasilkan banyak legenda bulu tangkis Indonesia, kota ini dipilih karena memiliki lebih banyak lapangan untuk menggelar kategori baru: U-15 Putra dan Putri serta U-13 Putra dan Putri.

“Kalau tetap di Magelang yang hanya lima lapangan, waktu turnamen akan lebih panjang karena kita tidak mau anak-anak bertanding sampai larut malam. Di sini kita punya 12 lapangan,” kata Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation. 

photo
Piala Hariyanto Arbi (kiri) dan Piala Yuni Kartika yang diperebutkan di Polytron Superliga Junior 2025 untuk kategori U-17 Putra dan U-17 Putri. - (REPUBLIKA/Havid Al Vizki)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement