Rabu 17 Sep 2025 09:09 WIB

Ini Lima Fakta Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BRI Jakarta, dari Tersangka Hingga Motif Pelaku

Dua anggota TNI terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BRI Jakarta

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra memberikan keterangan pers terkait pengungkapan kasus pembunuhan kepala cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (16/9/2025). Polda Metro Jaya mengungkap kasus pembunuhan kepala cabang BRI dengan mengamankan 15 orang tersangka dan sejumlah barang bukti.
Foto: ANTARA FOTO/Meli Pratiwi
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra memberikan keterangan pers terkait pengungkapan kasus pembunuhan kepala cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (16/9/2025). Polda Metro Jaya mengungkap kasus pembunuhan kepala cabang BRI dengan mengamankan 15 orang tersangka dan sejumlah barang bukti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI Cempaka Putih di Jakarta menguak sejumlah fakta-fakta mengejutkan. Dari mulai pelaku hingga motif penculikan dan pembunuhan.

Polisi telah menahan setidaknya 17 tersangka dalam kasus penculikan tersebut, termasuk otak pelaku pembunuhan.

Baca Juga

Berikut lima fakta terkait pembunuhan Kacab BRI Jakarta;

1. Motif Pindahkan Rekening Dormant

Polda Metro Jaya menyebutkan motif para tersangka kasus penculikan yang berujung kematian kepala cabang pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37) adalah keinginan untuk memindahkan uang dari rekening pasif (dormant) ke rekening lain yang telah dipersiapkan mereka.

"Motif dari mereka yaitu para pelaku atau tersangka berencana untuk melakukan pemindahan uang dari rekening 'dormant' (pasif) ke rekening yang telah dipersiapkan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Kemudian, salah satu tersangka, yakni C alias Ken yang memiliki data rekening pasif di sejumlah bank, menghubungi tersangka motivator Dwi Hartono (DH) untuk menyiasati pemindahan dana dari rekening itu.

Tersangka C pun telah menyiapkan tim IT untuk mengurus pemindahan dana tersebut. Namun demikian, pemindahan dana dari rekening pasif itu membutuhkan otoritas sekelas KCP bank.

"Sehingga pelaku atas nama C, mengajak DH unjuk mencari kepala cabang atau cabang pembantu yang bisa diajak bekerja sama dalam rangka pemindahan uang tersebut dari rekening pasif ke rekening yang sudah disiapkan atau rekening penampungan," kata Wira.

2. Empat Klaster Tersangka, Anggota TNI Terlibat

Polisi telah menetapkan 17 orang sebagai tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan tersebut. Dua di antaranya merupakan anggota TNI.

Mereka terdiri atas empat klaster yakni otak perencana, eksekutor penculikan, pelaku penganiayaan serta tim surveilans yang membuntuti korban

"Klaster pertama merupakan otak perencana pelaku penculikan. Ini terdiri dari empat orang," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Wira Satya Triputra.

Salah satu otak perencana adalah C alian Ken yang mengaku mempunya informasi rekening dormant.

Klaster kedua, polisi menyebut lima orang sebagai eksekutor penculikan. Klaster ketiga juga terdiri dari 5 oang yang terlibat dalam penganiayaan hingga korban meninggal.

Klaster keempat yakni tim surveilans yang terdiri atas empat orang yang khusus ditugaskan membuntuti gerak-gerik MIP.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement