REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepolisian membeberkan peran dan klaster 17 tersangka kasus penculikan yang berujung kematian Kepala Cabang Pembantu (KCP) BRI di Jakarta Pusat berinisial MIP (37 tahun). Dari 17 orang tersangka itu, dua di antaranya merupakan anggota TNI, yakni Kopda FH dan Serka N.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengungkapkan, 17 tersangka terbagi menjadi empat klaster. Keempat klaster yakni otak perencana, eksekutor penculikan, pelaku penganiayaan, serta tim surveilans yang membuntuti korban. "Ada empat orang yang berperan otak perencana. C alias K," katanya dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (17/9/2025).
Pelaku ini yang mengatur pertemuan dengan DH, merancang rencana, hingga menyiapkan perangkat IT untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampung. C pula yang mengklaim punya data rekening-rekening dormant yang siap dipindahkan.
Lalu ada DH yang menghadiri pertemuan, menghubungi JP untuk mencari tim penculik, menyiapkan orang-orang yang akan membuntuti korban, sekaligus mengatur skenario penculikan. Untuk operasional, DH menyiapkan uang yang disetorkan kepada JP.
"Berikutnya, AAM, juga ada di dalam perencanaan. Ia turut hadir dalam pertemuan bersama C dan DH, membantu merancang penculikan, serta menyiapkan tim pengintai," kata Wira.
Sementara JP berperan mengumpulkan tim eksekutor bersama N, mengawasi jalannya pembuntutan, hingga ikut membuang korban di Cikarang. JP bahkan menggelontorkan uang kepada Serka N untuk memperlancar operasi.
"Klaster pertama merupakan otak perencana pelaku penculikan. Ini terdiri dari empat orang," kata Wira.
Kemudian, klaster kedua, polisi menyebut lima orang sebagai eksekutor penculikan. Di awali E, orang yang memaksa korban masuk ke Avanza putih, melilitkan lakban ke wajah MIP serta mengikat tangannya dengan tali.
Dari Kopda FH, ia menerima Rp 45 juta yang kemudian dibagi-bagi ke rekan-rekannya. REH membantu dengan memegangi korban dari belakang saat proses pengikatan. JRS menahan tangan kanan korban, sementara AT menahan dari sisi kiri.
Perlawanan MIP dilumpuhkan dengan kerja sama tiga orang ini. Sedangkan EWB menjadi sopir Avanza putih yang melarikan korban dari parkiran sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Timur (Jaktim).