Senin 15 Sep 2025 19:54 WIB

Atasi Macet 'Horor' di TB Simatupang, Pemprov Jakarta Mulai Buka Jalur Kiri Tol Fatmawati 2

Pramono memastikan pembukaan jalur Fatmawati 2 tidak akan mengurangi pendapatan tol.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Andri Saubani
Pengendara terjebak kemacetan saat melintas di area proyek pembangunan kolam retensi di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (5/3/2024). Kemacetan tersebut terjadi saat jam sibuk imbas dari pembangunan proyek kolam retensi yang memakan sebagian badan jalan. Adapun menurut Dinas SDA DKI Jakarta, proyek tersebut ditargetkan rampung pada bulan Februari 2024 ini. Meski demikian, hingga hari Selasa (5/3/2024) kawasan tersebut masih tampak sejumlah alat berat serta pagar pembatas area proyek.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara terjebak kemacetan saat melintas di area proyek pembangunan kolam retensi di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (5/3/2024). Kemacetan tersebut terjadi saat jam sibuk imbas dari pembangunan proyek kolam retensi yang memakan sebagian badan jalan. Adapun menurut Dinas SDA DKI Jakarta, proyek tersebut ditargetkan rampung pada bulan Februari 2024 ini. Meski demikian, hingga hari Selasa (5/3/2024) kawasan tersebut masih tampak sejumlah alat berat serta pagar pembatas area proyek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menyebut kemacetan di kawasan TB Simatupang sudah mencapai tingkat 'horor'. Untuk mengatasinya, Pemprov DKI bersama BPJT melakukan simulasi pembukaan jalur kiri tol Fatmawati 2 yang selama ini tidak digunakan.

Simulasi berlangsung selama lima hari, setiap pukul 17.00 hingga 20.00 WIB. Pramono menyatakan, bila uji coba ini terbukti efektif menurunkan kemacetan, maka kebijakan akan diperpanjang hingga akhir Oktober.

Baca Juga

“Kalau kemudian dalam simulasi ini berhasil menurunkan kemacatan yang ada di Simatupang maupun di Fatmawati ini, maka saya sudah meminta kepada Dinas Perhubungan untuk bersama-sama dengan BBJT, dilakukan sampai dengan akhir Oktober,” kata Pram saat meninjau lokasi di Fatmawati, Senin (15/9/2025).

Ia memastikan, pembukaan jalur kiri tol tidak akan memengaruhi pendapatan tol. “Tidak ada pendapatan tol yang berkurang. Karena memang hanya kita gunakan jalur sebelah kiri yang selama ini tidak dilalui. Sehingga dengan demikian, pendapatan dari tol nggak berkurang,” katanya.

Selain pengaturan tol, Pram juga meminta Transjakarta menata ulang sistem naik-turun penumpang agar tidak menutup jalur lain. Menurutnya, praktik itu menjadi salah satu penyebab kemacetan di sekitar TB Simatupang. Termasuk ia menghimbau agar kendaraan ojek online agar tak berparkir di

“Saya juga sudah meminta kepada MRT dan Transjakarta, terutama untuk Transjakarta, mereka untuk mempersiapkan supaya naik turun bis, tidak lagi seperti yang tadi saya lihat, itu menutup dari dua jalur menjadi tinggal satu jalur, dan itu menjadi salah satu penyebab kemacetan yang ada di TB Simatupang ini,” katanya.

Pramono menegaskan kendaraan, baik taksi maupun ojek daring, tidak diperbolehkan berhenti di area pelican crossing. Menurutnya, hal itu akan menghambat arus lalu lintas dan berpotensi menimbulkan kemacetan.

“Dan yang paling penting, saya juga sudah menyampaikan, nggak boleh ada taksi, ojol, atau apapun berhenti di pelican crossing. Kalau itu ada, pasti kemacetan akan terjadi,” katanya.

Pramono juga menjelaskan Oktober dipilih sebagai batas waktu karena bertepatan dengan target penyelesaian proyek galian PAM Jaya, PAL Jaya, dan Dinas Bina Marga. “Kalau itu bisa dilakukan, mudah-mudahan persoalan kemacetan di TB Simatupang yang menurut saya horror ini, bisa betul-betul kita tangani secara baik,” katanya.

Pramono menambahkan, efektivitas simulasi akan dihitung berbasis data oleh Dinas Perhubungan dan Asisten Pembangunan. “Saya akan meminta kepada Dinas Perhubungan dan Asisten Pembangunan untuk menghitung itu, ya. Sehingga kalau kemudian saya jawab, pasti saya ngarang. Saya nggak mau ngarang,” katanya.

“Tapi intinya, mudah-mudahan apa yang kita lakukan setelah melakukan evaluasi ini, penurunan kemacetan di Simatupang dapat dilakukan. Saya sendiri sudah dua kali sengaja naik tanpa dikawal di tempat ini, memang kemacetannya horror,” katanya mengakhiri.

Warga berjalan melintasi trotoar di Jalan Simatupang, Jakarta Selatan, Ahad (24/8/2025).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement