Sabtu 13 Sep 2025 10:11 WIB

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pemkot Tangerang Siagakan Petugas di Pintu Air

Dinas PUPR juga meningkatkan pengawasan di sejumlah titik rawan banjir.

Petugas mengevakuasi warga dan pelajar menggunakan perahu saat banjir akibat hujan deras di Perumahan Magnolia Residence, Kota Tangerang, Banten, Selasa (12/8/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem seiring meningkatnya curah hujan yang dipicu oleh kombinasi fenomena atmosfer di berbagai wilayah Indonesia sejak awal Agustus 2025.
Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar
Petugas mengevakuasi warga dan pelajar menggunakan perahu saat banjir akibat hujan deras di Perumahan Magnolia Residence, Kota Tangerang, Banten, Selasa (12/8/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem seiring meningkatnya curah hujan yang dipicu oleh kombinasi fenomena atmosfer di berbagai wilayah Indonesia sejak awal Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang, Banten, meningkatkan kewaspadaan dengan menyiagakan petugas di beberapa lokasi rawan banjir seperti Pintu Air Kali Ledug, Pintu Air Bulakan, Pintu Air Alamanda, dan Pintu Air Jembatan Polor.

“Karena ada peringatan dini dari BPBD mengenai cuaca ekstrem. Kami sudah siagakan petugas di beberapa lokasi rawan banjir seperti Jembatan Polor,” kata Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan Dinas PUPR Kota Tangerang, Iwan Nursyamsu, di Tangerang, Sabtu (13/9/2025).

Tidak hanya itu, Dinas PUPR juga meningkatkan pengawasan di sejumlah titik rawan banjir, terutama untuk menangani air kiriman yang selama ini menjadi penyebab utama luapan banjir dalam beberapa bulan terakhir.

“Ketika ada peningkatan debit air dan rawan terjadi luapan, kami sudah siapkan antisipasi dengan tahap awal evakuasi warga lalu mencegah adanya tanggul jebol,” ujarnya.

Pemerintah Kota Tangerang juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan seluruh kondisi pintu air berfungsi normal.

Sejauh ini pihaknya telah menerjunkan petugas untuk memantau fungsi pintu air secara rutin. Berdasarkan hasil pemantauan terkini, dari total 434 unit pintu air di semua wilayah, seluruhnya dalam kondisi normal atau berfungsi dengan baik.

“Kami terus meningkatkan aktivitas monitoring untuk memastikan semua pintu air bisa berfungsi normal. Sejauh ini semuanya masih terkendali. Kami memastikan semua pintu air dalam kondisi normal untuk mengatur debit air di sejumlah sungai dan aliran kali di Kota Tangerang dalam beberapa hari mendatang,” ujar Iwan.

Selain itu, Pemkot Tangerang mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi aktif meningkatkan mitigasi menghadapi potensi cuaca ekstrem, sekaligus memberikan informasi langsung kepada petugas di lapangan melalui Call Center 112 dan Lapor LAKSA.

“Kami mengimbau masyarakat juga turut aktif meningkatkan langkah mitigasi di lingkungan masing-masing, seperti tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.

Sebelumnya, BPBD Kota Tangerang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem karena adanya fenomena cuaca skala besar yang mendukung terbentuknya awan hujan dan peningkatan intensitas hujan di wilayah barat Indonesia.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Mahdiar, mengatakan imbauan ini menindaklanjuti informasi dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II mengenai peningkatan curah hujan di Kota Tangerang yang dipengaruhi beberapa kondisi atmosfer yang saat ini cukup labil.

Beberapa faktor atmosfer yang memicu cuaca ekstrem ini antara lain fenomena Dipole Mode negatif yang meningkatkan suplai uap air dari Samudra Hindia, serta aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang mendukung pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, gelombang Rossby Equatorial dan keberadaan bibit siklon tropis 93S di barat Bengkulu juga memperkuat potensi hujan dan angin kencang di wilayah Banten, termasuk Kota Tangerang.

“Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan genangan, banjir, pohon tumbang, serta gangguan aktivitas masyarakat,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement