REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sudah melaksanakan janjinya memberantas korupsi. Masyarakat diminta terus mendukung langkah Prabowo dan penegak hukum dalam pemberantasan korupsi.
Hal ini disampaikan tokoh yang biasa disapa Buya Anwar tersebut, menanggapi penetapan Nadiem Makarim oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan laptop chromebook, dengan kerugian negara diperkirakan mencapai Rp.1,98 triliun.
Buya Anwar yang juga Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, tidak mau terjebak dalam perdebatan politisasi atau tidak penetapan tersangka ini. “Tapi yang jelas bagi saya, Prabowo berjanji waktu pemilihan presiden (pilpres) dan dalam berbagai pidatonya akan memberantas korupsi, dan itu saya lihat sudah dilaksanakannya,” kata Buya Anwar.
Korupsi sepanjang pengetahuan Buya Anwar tidak hanya di Kementrian Pendidikan, tapi sudah merata di mana-mana dan ke mana-mana. Tidak hanya di lembaga eksekutif tapi juga sudah menjalar ke lembaga legislatif dan yudikatif. “Jadi negeri sudah sakit oleh para koruptor. Dan Prabowo tampak bertekad untuk menumpasnya. Untuk itu Ya wajib bagi kita untuk mendukungnya,” kata Buya Anwar.
Disinggung mengenai anggapan Nadiem hanya salah dalam pengambilan keputusan dan tidak menerima aliran uang, Buya Anwar berpandangan, seharusnya seseorang mau menerima amanah jika memiliki ilmunya. Jika mereka memiliki ilmunya maka seharusnya tidak takut dan tidak salah dalam mengambil keputusan.
“Hanya orang yang tidak tahu bagaimana menjalankan sesuatu, yang punya rasa takut untuk berbuat. Kalau orang yang tahu tentu tidak akan takut. Seorang pembalap F1 tidak takut untuk berlomba karena dia sudah tahu dan punya ilmunya. Tapi dia tentu tidak bisa dan tidak berani membawa private jet karena tidak tahu cara mengemudikannya,” papar Buya Anwar.