Jumat 05 Sep 2025 17:12 WIB

Demo Sambil 'Piknik', BEM Kema Unpad 'Gugat' DPR dengan Fun dan Kreatif

Unjuk rasa tersebut diharapkan menjadi aksi yang kreatif, ceria, dan berwarna.

Rep: Mg159/ Red: A.Syalaby Ichsan
Aksi demonstrasi massa dari BEM Kema Unpad di gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (5/9/2025).
Foto: Mg159
Aksi demonstrasi massa dari BEM Kema Unpad di gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (5/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Demonstrasi yang populer dengan tuntutan 17+8 sudah mencapai tenggat waktu pada Jumat (5/9/2025). Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Padjadjaran (BEM Kema Unpad) bersama lebih dari 400 mahasiswa pun melakukan lakukan aksi demonstrasi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Alih-alih rusuh, ratusan mahasiswa dari kampus di Jatinangor, Jawa Barat, tersebut menggunakan tema piknik untuk membedakannya dengan demonstrasi yang lain. Vincent Thomas, Ketua Bem Kema Unpad, menginginkan, unjuk rasa ini menjadi aksi yang kreatif, ceria, dan berwarna.

Baca Juga

"Konsepnya cukup menarik karena dari awal kita pengen ini jadi fun, kita pengen ini jadi colorful, kita pengen ini jadi kreatif dengan pendekatan-pendekatan yang seperti piknik," ujar Vincent kepada Republika, Jumat (5/9/2025).

Duduk melingkar di depan gedung DPR, lautan mahasiswa Unpad terlihat mengenakan pakaian berwarna hijau, merah muda, dan biru. Warna itu menggambarkan makna brave pink, hero green, dan resistance blue yang menjadi simbol perjuangan dari aksi tuntutan 17+8 belakangan ini.

Dengan tegas, Vincent menyebut aksi akan berjalan damai. Dia mengungkapkan, mereka ingin membuktikan di tengah banyaknya kriminalisasi atas aksi akhir-akhir ini, demonstrasi jangan sampai dicap sebagai perusak atau pengganggu. Dengan pendekatan kreatif dan ceria, bersama Mahasiswa Unpad, Vincent ingin tetap bisa menyuarakan tuntutan yang sudah berada di ambang deadline.

photo
Ketua BEM Kema Unpad Vincent Thomas - (Mg159 )

"Agar semua paham, bahwa kita massa aksi itu gak harus kemudian selalu dicap sebagai yang merusak atau dicap sebagai yang barangkali tadi mengganggu, tapi justru kami tetap bisa menyuarakan," jelas dia.

Kreatifitas aksi juga terlihat dari cara penyampaian suara, bukan hanya sekedar teriak dan orasi. Aksi diisi dengan berbagai tampilan dari mahasiswa untuk menyuarakan suaranya dengan cara yang beragam. 

Terdapat penyampaian orasi, penampilan puisi, bernyanyi, hingga pembagian makanan dan minuman gratis dari BEM Kema Unpad dan para mahasiswa. Dengan konsep ini, Vincent pastikan tidak akan mengurangi esensi dari tuntutan yang ada.

"Meskipun dengan pendekatan yang jauh lebih fun dan lebih kreatif, tanpa mengurasi esensi dari tuntutan kawan-kawan kita yang lain juga," ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement