Jumat 05 Sep 2025 09:17 WIB

Bombardir Israel Membuat Kota Gaza Jadi Jebakan Maut

Sebanyak 75 warga Gaza dibunuh Israel pada Kamis.

Warga Palestina melihat kehancuran akibat serangan udara dan darat Israel, di Jalur Gaza tengah, Kamis, 4 September 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina melihat kehancuran akibat serangan udara dan darat Israel, di Jalur Gaza tengah, Kamis, 4 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pengeboman tanpa pandang bulu yang dilakukan militer Israel di Kota Gaza membuat seluruh wilayah itu menjadi puing-puing, memaksa warga mengungsi karena panik. Tidak ada tempat yang aman di wilayah tersebut, yang telah dibombardir tanpa henti selama 23 bulan.

Dalam pengeboman terkini, enam warga Palestina syahid dan 50 lainnya terluka setelah pesawat tempur Israel menargetkan beberapa rumah berpenduduk di Kota Gaza. Jurnalis Muhammad Rabbah melaporkan bahwa serangan udara intens menghantam sejumlah rumah di lingkungan Al-Tuffah, sebelah timur Kota Gaza.

Baca Juga

Beberapa korban syahid dan terluka telah dipindahkan ke Rumah Sakit Baptis, sementara yang lain masih terjebak di bawah reruntuhan. Hal ini terjadi ketika Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, yang mengakibatkan ribuan orang menjadi syuhada dan terluka.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 64.231 orang syahid dan 161.583 orang luka-luka sejak 7 Oktober tahun ini.

Serangan Israel sepanjang waktu terhadap apa yang disebut UNICEF sebagai “kota ketakutan” termasuk serangan terhadap sebuah tenda di lingkungan Tal al-Hawa pada Kamis yang menewaskan seluruh keluarga yang terdiri dari lima orang, termasuk tiga anak.

photo
Seorang kerabat membawa jenazah bayi Palestina Jabr Al-Ashhab, yang syahid dalam serangan militer Israel di Kota Gaza, Kamis, 4 September 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Rekaman video serangan tersebut menunjukkan warga Palestina berada di luar tenda yang rusak, membersihkan barang-barang yang berserakan, termasuk sepasang sandal merah muda berlumuran darah yang tergeletak di antara puing-puing.

"Saya dan anak-anak saya sedang tidur di tenda ketika kami mendengar suara bom. Pecahan peluru menimpa kami, dan keempat anak saya mulai berteriak," kata Israa al-Basous kepada kantor berita AFP.

Serangan dilaporkan terjadi di distrik Zeitoun, Sabra, Tuffah, Nassr dan Shujaiya di Kota Gaza, ketika militer memusnahkan seluruh lingkungan dalam upayanya untuk mengusir sekitar satu juta orang dari pusat kota terbesar di wilayah tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement