Selasa 02 Sep 2025 12:28 WIB

Presiden BEM Unisba Kecam Aparat Tembakkan Gas Air Mata, Rektor Bilang Polisi tidak Masuk Kampus

BEM Unisba mengecam tindakan polisi yang menembakkan gas air mata ke dalam kampus.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Mas Alamil Huda
Presiden Mahasiswa Unisba Kamal Rahmatullah memberikan keterangan terkait peristiwa tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian ke area kampus, Selasa (2/9/2025).
Foto: Muhammad Fauzi Ridwan/Republika
Presiden Mahasiswa Unisba Kamal Rahmatullah memberikan keterangan terkait peristiwa tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian ke area kampus, Selasa (2/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Bandung (Unisba) mengecam aksi penembakan gas air mata yang dilakukan kepolisian ke dalam area kampus. Mereka menilai kampus seharusnya steril dari intervensi aparat kepolisian dan lainnya.

Presiden BEM Unisba Kamal Rahmatullah mengecam tindakan aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata ke dalam kampus. Akibat kejadian tersebut, ia mengatakan sejumlah mahasiswa dan petugas keamanan kampus mengalami sesak nafas dan perih mata.

Baca Juga

"Insiden ini terjadi bahkan hingga memasuki area kampus, sebuah wilayah yang secara hukum seharusnya steril dari intervensi aparat bersenjata," ucap dia, Selasa (2/9/2025).

Ia menuturkan terdapat beberapa orang mahasiswa yang menjadi korban mulai dari tertembak d bagian dada hingga mengalami sesak nafas. Serta mahasiswa lainnya mengalami luka-luka lainnya.

Kamal mengatakan, tindakan tersebut melanggar otonomi kampus, pasal 13 ayat 2, nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki otonomi yang dalam penyelenggaran pendidikan, termasuk menjaga kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik.

"Masuknya aparat tanpa izin ke dalam kampus adalah bentuk perampasan hak otonom kampus," kata dia.

Pihaknya menuntut pertanggungjawaban kepada Kapolda Jabar, Pangdam III Siliwangi terkait itu dan mendesak Komnas HAM, Ombudsman dan LPSK untuk tindakan tersebut.

Ia menyebutkan bahwa gas air mata ditembakkan polisi kurang lebih dua meter dari luar gerbang. Terkait adanya pelemparan bom molotov kepada polisi, ia mengaku hal itu ada akan tetapi bukan dari mahasiswa Unisba.

"Kalau misalnya sepenglihatan memang ada, cuma itu di luar dari Kampus Unisba," ungkap dia.

Sementera itu, Rektor Unisba Prof Harits Numan mengatakan, tembakan gas air mata dipicu oleh gerombolan yang memblokir jalan dan saat disweeping melarikan diri ke dalam kampus dengan cara melompati pagar. Rektor Unisba Prof Harits Numan mengungkapkan kronologi peristiwa penembakan gas air mata ke dalam area kampus.

Ia menyebutkan bahwa aparat kepolisian tidak masuk ke dalam kampus akan tetapi menembakkan gas air mata dari jalan Tamansari. Ia menyebutkan bahwa aksi demonstrasi di Gedung DPRD Jabar berakhir pukul 17.00 WIB, Senin (1/9/2025). Namun, terdapat korban yang dievakuasi ke posko kesehatan di Unisba untuk dirawat hingga pukul 20.30 WIB.

"Jam 20.30 sampai jam 21.00 WIB itu masih ada korban yang napasnya masih sesak dan lemas. Itu sudah selesai kita bantu, kita tangani, kita evakuasi dan selamat mereka dijemput oleh keluarganya," kata dia, Selasa (2/9/2025).

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement