Jumat 22 Aug 2025 08:36 WIB

Pengguna Vape Ngaku Takut Ancaman Kesehatan, tapi Belum Bisa Lepas

Pengguna vape yang mengaku ikut-ikutan ada juga sebagai pengganti rokok.

Rep: Mg162/ Red: Teguh Firmansyah
Penjualan vape di salah satu toko di Jakarta.
Foto: Mg162
Penjualan vape di salah satu toko di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren penggunaan vape atau rokok elektrik kian menjamur di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Kehadiran beragam varian rasa, bentuk perangkat yang modern, hingga anggapan bahwa vape lebih 'aman' dibandingkan rokok tembakau membuat banyak orang tertarik mencobanya.

Namun di balik itu, sebagian pengguna tetap menyimpan rasa was-was terhadap dampak kesehatan. Singapura telah melarang penggunaan vape. 

Baca Juga

Icha (21), seorang mahasiswi, mengaku menggunakan vape sejak  2022. Artinya, sudah hampir empat tahun ia mengenal rokok elektrik. Meski begitu, ia tidak menggunakannya setiap hari.

“Karena saya pakai vape nggak terlalu sering, jadi satu liquid bisa habis tiga bulanan. Satu liquid biasanya habisin 100 ribu, ditambah catridge 40 ribu,” katanya.

Ia juga mengaku alasan memilih vape karena aromanya tidak menyengat. “Milih pakai vape soalnya tidak bau dan ada rasanya, kalau rokok kan bau. Sebenernya, takut juga sih, makanya jarang-jarang pakenya,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Selama hampir empat tahun itu, Icha mengaku sudah beberapa kali mengganti perangkat vape. “Kalau device suka ganti-ganti juga, tergantung awetnya. Pernah rusak, jadi ganti yang baru, yang warnanya saya suka,” tambahnya.

Senada, Gilang (22), mahasiswa lainnya, juga mulai mengenal vape sejak 2022. Sudah hampir empat tahun ia menggunakan vape dan sudah beberapa kali ganti perangkat, meski tetap masih merokok.

“Satu liquid yang 30ml biasanya tiga minggu habis. Harganya sekitar 80 ribu sampai 125 ribu. Awalnya pengen coba aja sih, ikutan temen. Eh suka, jadi sekarang rokok iya, vape iya. Takut sih sama kesehatan, tapi gimana ya, belom bisa lepas,” katanya.

Sementara itu, Azhari (29), seorang karyawan swasta, baru mulai menggunakan vape sekitar tiga tahun terakhir. Ia menjadikan vape sebagai pengganti rokok. Ia menilai vape masih lebih 'ringan' dibanding rokok tembakau.

“Biasanya satu liquid satu bulan habis, biasanya saya beli 75 ribu sampai 100 ribu. Pengganti rokok, Mbak. Takut mah ya takut, tapi kan katanya mending ini daripada rokok,” ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement