REPUBLIKA.CO.ID, BATAM, – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau (KPw BI Kepri) menegaskan komitmennya untuk mendampingi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah agar siap memasuki pasar ekspor. Kepala BI Kepri, Rony Widijarto, menekankan pentingnya konsistensi dalam membina pelaku usaha, Kamis (tanggal tidak disebutkan), di Batam.
Rony menyatakan, konsistensi mencakup tiga aspek utama, yaitu penguatan kapasitas UMKM, kelembagaan dan korporatisasi, serta akses pembiayaan. Saat ini, BI Kepri sedang mengupayakan perluasan pasar agar tidak hanya mencakup domestik, tetapi juga internasional.
Pendampingan dilakukan secara bertahap mulai dari kelompok perintis menuju UMKM potensial yang didorong digitalisasi hingga UMKM dengan produk siap ekspor. Menurut Rony, pasar ekspor adalah strata tertinggi, dan UMKM yang menyasar Singapura dan Malaysia harus memenuhi standar yang lebih tinggi.
Secara nasional, transaksi UMKM binaan BI telah mencapai Rp1,4 triliun. Meski pasar internasional masih menjadi tantangan, pada Gebyar Melayu Pesisir 2025, tercatat 24 UMKM yang mendapatkan pesanan dari negara tetangga. Ini menunjukkan perkembangan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kepri, Riki Rionaldi, menyatakan bahwa program peningkatan kapasitas untuk 3.600 UMKM sedang berjalan. Targetnya adalah 100 UMKM dapat menembus pasar ekspor. Namun, tantangan terbesar adalah dominasi Batam dalam sektor UMKM, sementara daerah lain sulit dijangkau karena faktor geografis.
Riki menekankan perlunya adanya champion atau percontohan yang dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya di daerah. Sementara itu, Asisten Gubernur Bank Indonesia, Doddy Zulferdi, menekankan pentingnya KIS (konsistensi, inovasi produk, dan sinergi antar pemangku kepentingan) agar program ini terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih besar.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.