Rabu 20 Aug 2025 14:33 WIB

Inovasi Green Technology, Ketika Teknologi dan Lingkungan Berkolaborasi

Green technology menjadi solusi yang membantu menyelamatkan planet.

Inovasi teknologi hijau (green technology) kini bukan lagi sekadar wacana di ruang konferensi atau adegan fiksi ilmiah, melainkan solusi konkret yang menghubungkan kecanggihan sains dengan kesadaran menjaga alam.
Foto: cyber university
Inovasi teknologi hijau (green technology) kini bukan lagi sekadar wacana di ruang konferensi atau adegan fiksi ilmiah, melainkan solusi konkret yang menghubungkan kecanggihan sains dengan kesadaran menjaga alam.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dicky Hariyanto, Ketua Program Studi Teknologi Informasi Cyber University (The First Fintech University in Indonesia)

Pemanasan global dan krisis iklim bukan lagi ancaman di masa depan, ia telah menjadi kenyataan yang mengetuk pintu setiap hari. Gelombang panas ekstrem, banjir bandang, dan kerusakan ekosistem menjadi pengingat bahwa bumi sedang berada di titik kritis.

Di tengah situasi ini, teknologi tidak lagi sekadar berperan sebagai “pembantu” manusia dalam mempermudah kehidupan, melainkan telah naik kelas menjadi garda terdepan dalam upaya penyelamatan planet. Inovasi teknologi hijau (green technology) kini bukan lagi sekadar wacana di ruang konferensi atau adegan fiksi ilmiah, melainkan solusi konkret yang menghubungkan kecanggihan sains dengan kesadaran menjaga alam.

Salah satu kemajuan paling mencolok terjadi di sektor energi. Dahulu, panel surya dan turbin angin identik dengan biaya tinggi dan efisiensi rendah. Kini, keduanya telah berevolusi menjadi tulang punggung pasokan energi bersih yang andal dan terjangkau.

Teknologi smart grid memampukan distribusi energi terbarukan menjadi lebih efisien, mengurangi pemborosan, dan menjaga kestabilan pasokan listrik. Bahkan, baterai penyimpanan energi kini mampu menyimpan surplus energi matahari di siang hari untuk digunakan pada malam hari. Hal tersebut dapat mengubah kelemahan sumber energi terbarukan yang bersifat intermittent menjadi kekuatan baru.

Transformasi ini tidak hanya terjadi di bidang energi. Pengelolaan sumber daya alam pun ikut tersentuh oleh revolusi teknologi. Di sejumlah kota, sensor Internet of Things (IoT) dipasang untuk memantau kualitas udara, polusi air, hingga pergerakan sampah secara real-time. Data yang dihasilkan menjadi bahan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, mulai dari mengerahkan petugas kebersihan ke titik paling kritis, hingga memberikan peringatan dini ketika udara memburuk.

Pendekatan berbasis data tersebut jelas jauh lebih efektif daripada metode manual yang lambat dan rentan kesalahan. Untuk itu, peran akademisi dan praktisi tidak bisa dipandang remeh.

Mahasiswa dan peneliti di bidang teknologi informasi harus memandang masalah lingkungan sebagai tantangan yang membutuhkan inovasi digital, mulai dari algoritma efisiensi energi, aplikasi pengelolaan limbah berbasis AI, hingga sistem pemantauan lingkungan real-time.

Kita tidak bisa lagi memisahkan teknologi dari isu sosial dan lingkungan. Kolaborasi lintas disiplin, teknologi, teknik lingkungan, hingga kebijakan publik sangatlah penting agar dampak positif yang dihasilkan menjadi lebih besar dan berkelanjutan. Akhirnya, teknologi hijau mengajarkan kita satu hal penting, "solusi untuk krisis iklim sesungguhnya sudah ada di tangan kita". Pertanyaannya bukan lagi bisakah kita melakukannya, melainkan mau atau tidak.

Namun, dengan inovasi teknologi hijau yang terus didorong, kita bukan hanya membangun sistem yang lebih efisien, tetapi juga membentuk ekosistem global yang berpihak pada keberlanjutan. Hanya dengan kerja sama antara ilmuwan, insinyur, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat luas, kita dapat memastikan setiap langkah kemajuan teknologi membawa kita lebih dekat pada masa depan yang canggih, seimbang, dan layak huni bagi semua makhluk di bumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement