Pemerintah Kolombia mengatakan pada hari Kamis (31/07) bahwa deforestasi di negara Amerika Selatan ini meningkat hingga 43% pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Wilayah hutan hujan Amazon di negara Amerika Selatan itu merupakan yang paling parah terdampak.
Secara keseluruhan, sekitar 113.608 hektare hutan hancur tahun lalu. Demikian menurut data yang disajikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Meteorologi IDEAM.
Lonjakan ini menandai pembalikan tajam, setelah tahun 2023 mencatat penurunan deforestasi sebesar 36% secara tahunan, yang merupakan tingkat terendah dalam 23 tahun terakhir.
"Deforestasi masih berlangsung," ujar Menteri Lingkungan Hidup Lena Estrada dalam konferensi pers di Bogota. "Wilayah yang paling terdampak adalah Amazon, sebuah kawasan yang rentan di mana juga tinggal populasi yang rentan."
Wilayah Amazon menyumbang lebih dari 65% dari total kehilangan, dengan sekitar 75.000 hektare hutan yang dihancurkan.
Apa penyebab lonjakan deforestasi ini?
Pihak berwenang menyalahkan peningkatan penguasaan lahan untuk padang rumput, perluasan peternakan, pembangunan ilegal, dan semakin banyaknya budidaya tanaman ilegal seperti koka atas kenaikan deforestasi tersebut.
Estrada mengatakan, sebagian juga dipicu oleh kebakaran hutan selama musim kekeringan yang diperparah oleh perubahan iklim.
Deforestasi juga meningkat di dalam taman nasional yang dilindungi, termasuk wilayah Tinigua, La Macarena, dan Chiribiquete, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO.
Meski terjadi lonjakan pada 2024, deforestasi di Kolombia tetap lebih rendah dibandingkan tingkat pada 2021, melanjutkan tren penurunan secara keseluruhan sejak 2022.
Direktur Badan Meteorologi IDEAM, Ghisliane Echeverry, mengatakan jika dibandingkan dengan tahun acuan 2021, Kolombia tetap mengalami penurunan total dalam luasan hutan yang hilang.
Kolombia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, menjadi habitat bagi ribuan spesies tumbuhan dan hewan.
Negara ini memiliki sekitar 59,1 juta hektare hutan, yang mencakup lebih dari setengah luas wilayahnya.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Agus Setiawan