Senin 28 Jul 2025 18:34 WIB

Netanyahu Coba Bohongi Umat Kristen Soal Serangan Pemukim

Pemukim Yahudi kembali serang kota mayoritas Kristen di Tepi Barat.

Para pemimpin gereja Palestina mengunjungi kota Taybeh, desa Kristen di Tepi Barat yang diserang pemukim Yahudi Israel,  Selasa (15/7/2025).
Foto: Mohammed Torokman/Reuters
Para pemimpin gereja Palestina mengunjungi kota Taybeh, desa Kristen di Tepi Barat yang diserang pemukim Yahudi Israel, Selasa (15/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Sekelompok pemukim Israel kembali menyerang kota mayoritas Kristen Taybeh di Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Hal ini terjadi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim bahwa tak ada serangan terhadap komunitas Kristen di Tepi Barat.

Menurut Otoritas Palestina (PA), para pemukim membakar kendaraan warga Palestina dan mengecat “ancaman rasis dalam bahasa Ibrani terhadap rumah dan properti”. Kota itu merupakan rumah bagi 1.300 orang, sebagian besar beragama Kristen.

Baca Juga

Seorang warga Taybeh mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 02.00 pada Ahad dan setidaknya dua kendaraan dibakar. Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai “terorisme pemukim”.

Duta Besar Jerman untuk Israel, Steffen Seibert, juga mengecam tindakan tersebut. "Para pemukim ekstremis ini mungkin mengklaim bahwa Tuhan memberi mereka tanah. Namun mereka hanyalah penjahat yang membenci agama apapun," tulisnya di X.

Insiden itu menyangkal klaim yang disampaikan Benjamin Netanyahu di depan komunitas Kristen Injili di Yerusalem pada Ahad. Ini ia sampaikan pada konferensi TV Daystar di Yerusalem yang dipandu oleh Pendeta Paula White, pemimpin Kantor Iman Gedung Putih.

Netanyahu memulai sambutannya pada acara tersebut dengan menyoroti ikatan antara umat Kristen dan Yahudi, yang ia sebut sebagai “kemitraan yang terikat dalam iman, dalam sejarah, dalam tradisi,” dan yang menurutnya kini sedang menghadapi “pertempuran kebenaran.”

Ia menyebut persahabatan antara Kristen dan Yahudi sebagai persatuan untuk hidup di dunia yang “bebas, sejahtera dan damai.” Ia memprovokasi bahwa aliansi itu “sedang ditantang oleh fundamentalisme Islam yang berupaya untuk menundukkan semua Muslim yang mereka anggap kafir dan menghapuskan kehadiran Amerika dan Israel di Timur Tengah.”

Israel, lanjutnya, adalah penjaga agama Kristen di Timur Tengah. "Kita melihat adanya upaya untuk menghancurkan ikatan kita, di Amerika dan di belahan dunia lain. Kemitraan tersebut mempromosikan nilai-nilai Yahudi-Kristen, yang melindungi umat Kristen di Israel, tidak seperti di tempat lain di Timur Tengah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement