Senin 28 Jul 2025 13:49 WIB

UNM Dorong Buku Ajar Berkualitas, Gen Z Siap Ngegas di Dunia Kerja Lewat Program 3+1

Ini bagian strategi besar UNM menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang inovatif.

Transformasi modul menjadi buku ajar oleh dosen UNM memperkaya literasi akademik.
Foto: UNM
Transformasi modul menjadi buku ajar oleh dosen UNM memperkaya literasi akademik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis terus berkomitmen dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Salah satu langkah strategis yang kini menjadi fokus adalah mendorong dosen mengembangkan modul pembelajaran menjadi buku ajar yang terstandar, sistematis, dan memiliki nilai akademik tinggi.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar UNM dalam menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif, inovatif, dan berorientasi pada kualitas.

Modul yang selama ini digunakan dalam proses belajar-mengajar akan disempurnakan sesuai kaidah penulisan ilmiah dan diterbitkan sebagai buku ajar melalui kerja sama dengan sejumlah penerbit nasional ternama seperti Erlangga, Graha Ilmu, dan Rajagrafindo Persada.

Nurmalasari, Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LPPP) UNM, menjelaskan, transformasi modul menjadi buku ajar bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk nyata kontribusi dosen terhadap pengayaan literasi akademik di era digital.

“Modul yang sudah disusun dosen sebenarnya sudah sangat potensial. Tinggal ditambahkan unsur metodologi, sistematika ilmiah, dan evaluasi, maka modul itu bisa menjadi buku ajar yang siap diterbitkan dan digunakan lebih luas, tak hanya di internal kampus, tapi juga masyarakat akademik nasional,” ujar Nurmalasari dalam keterangan rilis yang dikutip Senin (28/7/2025).

Ia menambahkan, buku ajar hasil pengembangan modul tidak hanya mendukung pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK), tetapi juga menjadi warisan intelektual dosen yang bisa memperkuat posisi UNM sebagai institusi yang produktif secara akademik.

Untuk mendukung hal ini, UNM memberikan fasilitas pendampingan penulisan, pelatihan penyusunan buku ajar, hingga proses editorial dan penerbitan yang didampingi langsung oleh tim profesional.

“Langkah ini juga sejalan dengan semangat UNM dalam mendorong mahasiswa dan dosen untuk aktif dalam dunia industri melalui Internship Experience Program (IEP) atau yang dikenal dengan skema 3+1,” jelasnya.

Ia menegaskan, program ini memberikan kesempatan emas bagi mahasiswa menyelesaikan studi akademik selama tiga tahun kemudian magang profesional selama satu tahun di perusahaan-perusahaan ternama, baik nasional maupun multinasional.

“Buku ajar yang berkualitas akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa, terutama saat menjalani skema IEP 3+1. Dengan materi yang relevan dan terstandar, mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Inilah bentuk nyata integrasi antara penguatan akademik dan kesiapan industri yang menjadi DNA kami sebagai Kampus Digital Bisnis,” tegasnya.

Transformasi modul menjadi buku ajar ini, terangnya, bukan hanya mendorong budaya literasi akademik di lingkungan dosen, tetapi juga meningkatkan akses mahasiswa terhadap bahan ajar yang kredibel dan kontekstual.

“Dengan pendekatan ini, UNM memperkuat perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menciptakan dan membagikan pengetahuan yang berdampak luas bagi masyarakat,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement