Ahad 13 Jul 2025 08:59 WIB

Teheran Bantah Info Rusia Desak Iran Setujui Tuntutan Nol Pengayaan Uranium

Teheran dilaporkan Tasnim News tidak menerima pesan apapun dari Putin.

Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin (24/6/2024)
Foto: Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool P
Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin (24/6/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Media Tasnim News pada Sabtu (12/7/2025) melaporkan bahwa Teheran "tidak menerima pesan apapun" dari Presiden Rusia Vladimir Putin terkait negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, media Axios mengutip pejabat Israel, mengeklaim bahwa Putin telah mendesak Iran untuk memenuhi tuntutan nol pengayaan uranium dari AS.

Menurut laporan Axios pada Sabtu, sumber menyebutkan bahwa topik soal pengayaan uranium tak dibicarakan Putin dalam pertemuan terakhirnya dengan Menter Luar Negeri Iran Abbas Araghchi. Namun, Putin kemudian mengirim pesan saat pembicaraan via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, mendesak Teheran untuk mempertimbangkan kesepakatan yang berpusat pada nol pengayaan uranium.

Baca Juga

"Kami mengetahui bahwa itu yang dikatakan Putin kepada pihak Iran," ujar seorang pejabat Israel dikutip Axios, dilansir the Cradle.

Tiga pejabat Eropa dan satu pejabat Israel mengeklaim bahwa, Moskow mendorong Teheran untuk mengadopsi posisi tersebut untuk mencapai kemajuan dalam negosiasi nuklir dengan Washington.

"Putin akan mendukung nol pengayaan. Dia mendorong Iran untuk menyetujui itu dalam rangka untuk membuat negosiasi menjadi lebih disetujui. Pihak Iran mengatakan mereka akan mempertimbangkannya," kata satu pejabat Eropa.

Moskow diketahui menawarkan diri menjadi mediator antara Tel Aviv dan Teheran pascagencatan senjata. Sementara, Menteri Luar Negeri China Wang Yi, saat pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan penentangan bersama militerisasi kawasan dan menyatakan upaya diplomasi, bukan tekanan militer, sebagai jalan ke depan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement