Rabu 09 Jul 2025 08:40 WIB

Trump Sesumbar Bubarkan BRICS Dengan Tarif Impor

Trump menyatakan negara anggota BRCIS akan keluar begitu ia mengenakan tarif.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, kiri, dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto menghadiri KTT BRICS tahunan ke-17 di Rio de Janeiro, Minggu, 6 Juli 2025.
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, kiri, dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto menghadiri KTT BRICS tahunan ke-17 di Rio de Janeiro, Minggu, 6 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump mengancam akan memaksa anggota BRICS keluar dari kongsi perekonomian tersebut. Hal itu ia sebut akan dilakukan dengan penerapan tarif impor segera terhadap negara-negara anggota BRICS.

Donald Trump mengatakan pada Selasa bahwa AS akan "segera" mengenakan tarif 10 persen pada impor dari negara-negara BRICS. Ia  mengatakan dalam rapat kabinet di Gedung Putih bahwa tarif tersebut akan diberlakukan.

Baca Juga

"Siapa pun yang tergabung dalam BRICS akan segera mendapatkan tarif 10 persen... Jika mereka adalah anggota BRICS, mereka harus membayar tarif 10 persen... dan mereka tidak akan lama menjadi anggota."

Kelompok BRICS tahun lalu berkembang melampaui Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan hingga mencakup anggota seperti Iran dan Indonesia. Para pemimpin di KTT di Rio de Janeiro menyuarakan kritik tidak langsung terhadap kebijakan militer dan perdagangan AS.

Ketika ditanya tentang ancaman tarif Trump, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan kepada wartawan di KTT BRICS bahwa dunia tidak menginginkan seorang kaisar. Setelah kunjungan kenegaraan Perdana Menteri India Narendra Modi, Lula pada hari Selasa menyatakan ketidaksetujuannya lebih lanjut.

"Kami tidak akan menerima keluhan apapun mengenai KTT BRICS. Kami tidak setuju dengan sindiran presiden AS bahwa dia akan mengenakan tarif pada negara-negara BRICS," katanya kepada wartawan di Brasilia.

Trump tidak memberikan tanggal spesifik kapan tarif BRICS akan diberlakukan. Pada hari Senin, sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Trump akan mengenakan tarif hanya jika negara-negara tersebut mengadopsi kebijakan anti-Amerika, sehingga membedakan tindakan tersebut dari pernyataan seperti yang diadopsi oleh para pemimpin BRICS pada hari Ahad.

Trump mengklaim tanpa bukti pada hari Selasa bahwa kelompok tersebut dibentuk untuk merugikan Amerika Serikat dan peran dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Ia menekankan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

“BRICS didirikan untuk melemahkan dolar kita dan mengambil dolar kita… menjadikannya sebagai standar,” katanya. "Dan tidak apa-apa jika mereka ingin memainkan permainan itu, tapi saya juga bisa memainkan permainan itu."

Trump mengatakan kehilangan peran dolar sebagai mata uang cadangan dunia seperti "kalah dalam perang, perang dunia yang besar. Kita tidak akan menjadi negara yang sama lagi." Brasil pada bulan Februari membatalkan rencana agenda mata uang bersama selama tahun kepresidenannya.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement