REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Para pejabat di Israel bereaksi terhadap penyergapan Beit Hanoun yang menewaskan lima tentara pasukan penjajahan Israel (IDF). Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampak kecut saat dilapori soal penyerangan tersebut.
Media Israel menerbitkan foto Netanyahu yang tampak cemberut ketika dia diberitahu tentang penyergapan tersebut saat berada di Gedung Putih. Ia kemudian mengatakan bahwa tentara mengorbankan hidup mereka dalam apa yang disebutnya pertempuran untuk mengalahkan Hamas dan membebaskan semua “sandera.”
“Pada pagi yang sulit ini, seluruh Rakyat Israel menundukkan kepala berduka atas gugurnya pejuang heroik kami, yang mempertaruhkan nyawa mereka dalam pertempuran untuk mengalahkan Hamas dan membebaskan semua sandera,” kata Netanyahu dilansir Jerusalem Post.
Patut dicatat bahwa menurut PBB dan berbagai lembaga kemanusiaan internasional, tentara Israel tengah melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza. Mulai dari pembunuhan warga sipil, penghancuran infrastruktur sipil, penahanan semena-mena, dan penjarahan. Israel juga tengah digugat sejumlah negara ke Mahkamah Intrernasional dengan tudingan melakukan genosida di Gaza.
Presiden Israel Isaac Herzog menggambarkan apa yang terjadi di Jalur Gaza utara sebagai hal yang menyakitkan. Sementara itu, pemimpin oposisi Yair Lapid menyerukan diakhirinya perang “demi para pejuang, keluarga mereka, sandera, dan Israel.”

Dalam konteks yang sama, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan bahwa perang tidak dapat dimenangkan dengan metode pengelolaan pertempuran seperti saat ini. Ia menyerukan untuk mengepung zona tempur dan "melemahkan musuh sebelum dia menghadapi pejuang kita."
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menyerukan ditariknya tim perunding Israel dari Doha. Sementara, anggota Knesset Merav Ben-Ari mengatakan bahwa tentara Israel dibunuh di lokasi yang sama yang telah diduduki pasukan Israel beberapa kali. Ben-Ari, anggota parlemen dari partai Yesh Atid yang dipimpin Lapid, mengecam posisi anggota pemerintah yang menyerukan kelanjutan perang.
Investigasi awal yang dilakukan militer Israel mengungkap rincian penyergapan semalam di Beit Hanoun, utara Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian dan cederanya 19 tentara.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa serangan itu terjadi ketika dua batalyon bergerak untuk membersihkan daerah tersebut, dan mengakibatkan kematian lima tentara dan melukai 14 lainnya, dua di antaranya luka berat dan enam di antaranya luka sedang, menurut Radio Tentara Israel.
Rinciannya menyatakan bahwa pasukan dari Batalyon ke-97 Netzah Yehuda dari Brigade Kfir, menyeberang jalan dengan berjalan kaki dan dua ranjau diledakkan dari jarak jauh. Investigasi awal mengungkapkan bahwa selama evakuasi korban luka dari daerah yang dipenuhi ranjau, para pejuang melepaskan tembakan ke arah tim penyelamat IDF. Hal ini menyebabkan korban tambahan di pihak pasukan pendukung, sehingga semakin mempersulit proses evakuasi.
Kemudian lebih banyak tim penyelamat dikirim untuk mengevakuasi korban luka. Tentara Israel merilis foto beberapa tentaranya yang tewas di Jalur Gaza utara. Menurut sumber-sumber Israel, seorang perwira senior termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan itu.
Sementara itu, Korporasi Penyiaran Israel mengatakan bahwa pasukan yang menjadi sasaran di Beit Hanoun menjadi sasaran empat alat peledak, satu demi satu, dan tidak secara bersamaan.