REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Gelombang serangan terus-menerus dari Iran mulai membuat sistem pertahanan udara Israel kewalahan. Dalam satu kejadian pada Ahad, sebuah rudal mencapai Israel tanpa terdeteksi sama sekali.
Serangan-serangan belakangan menunjukkan, meski rudal yang ditembakkan dari Iran mulai berkurang dibandingkan pada awal serangan balasan, wilayah yang terdampak di Israel justru lebih banyak. Artinya, belakangan lebih sedikit rudal Iran yang bisa ditangkis sistem pertahanan udara Israel.
Pada awal balasan, Iran diketahui meluncurkan sekitar 400 rudal ke Israel. Sementara pada Ahad kemarin, Iran meluncurkan 27 rudal, menargetkan bandara utama Israel Ben Gurion dekat Tel Aviv, penelitian, dan pusat komando, kantor berita Iran melaporkan. Sedangkan pada Senin, hanya tujuh yang dilontarkan.
Dalam serangan pada Ahad the Times of Israel melaporkan, rudal balistik Iran menghantam tanpa membunyikan sirene. Setelah dilakukan penyelidikan, tentara Israel memastikan bahwa yang jatuh ke Israel adalah rudal Iran, bukan pencegat milik Israel yang gagal seperti dugaan awal
Rudal balistik Iran yang tidak terdeteksi dengan benar tersebut menghantam lapangan umum di kawasan pemukiman kota. Tiga orang mengalami luka ringan, termasuk satu orang yang berada relatif dekat dengan lokasi kejadian.

Ada “kegagalan teknis” dalam pendeteksian rudal tersebut, menurut penyelidikan Komando Front Dalam Negeri dan Angkatan Udara Israel. Oleh karena itu, tidak ada sirene yang dibunyikan dan tidak ada pencegat yang diluncurkan untuk menembak jatuh rudal tersebut.
Komando Front Dalam Negeri telah mengeluarkan peringatan dini melalui sistem siaran seluler di Haifa, yang dikatakan membantu mencegah bahaya lebih lanjut, karena sebagian besar orang mencari perlindungan bahkan tanpa didahului bunyi sirene.
Menurut penyelidikan, rudal Iran terpisah dari hulu ledaknya di udara, dan pencegat diluncurkan hanya di bagian belakang. Hulu ledaknya sendiri tidak terdeteksi dan mengenai Haifa.
Rudal itu diketahui bukan jenis terbaru, menurut penyelidikan tersebut. Ia mirip dengan rudal lain yang ditembakkan oleh Iran ke Israel di tengah perang. Peristiwa tersebut diklaim merupakan sebuah anomali.