Ahad 22 Jun 2025 20:24 WIB

Tak Ada Koban Jiwa Akibat Serangan AS ke Iran

Pihak AS mengeklaim serangan yang mereka lakukan masih terbatas.

Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Dan Caine berbicara soal serangan ke Iran dalam konferensi pers di Pentagon di Washington, Ahad, 22 Juni 202.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Dan Caine berbicara soal serangan ke Iran dalam konferensi pers di Pentagon di Washington, Ahad, 22 Juni 202.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran, Pir Hossein Kolivand, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Kerusakan di fasilitas nuklir Iran sejauh ini masih dikalkulasi.

“Untungnya, tak ada satupun korban jiwa dalam peristiwa agresi AS terhadap fasilitas nuklir Iran tadi malam,” katanya, menurut televisi pemerintah. 

Baca Juga

Kementerian Kesehatan Iran mengatakan pada hari Sabtu bahwa setidaknya 430 warga sipil telah tewas dan lebih dari 3.500 lainnya terluka sejak Israel melancarkan serangan mendadak pada 13 Juni.

Menteri Pertahanan Amerika mengatakan dia masih berharap Iran akan kembali ke perundingan dimana “mereka tahu persis langkah apa yang bisa mereka ambil” untuk memenuhi tuntutan Amerika.

“Saya hanya dapat memastikan bahwa ada pesan publik dan pribadi yang disampaikan kepada Iran melalui berbagai saluran yang memberi mereka setiap kesempatan untuk datang ke meja perundingan,” kata Pete Hegseth kepada wartawan.

AS dan Iran telah terlibat dalam perundingan nuklir sebelum Israel melancarkan serangan mendadak terhadap Iran – yang secara terbuka didukung oleh AS – pada awal bulan ini. Hegseth juga mengatakan cakupan serangan AS “sengaja dibatasi – itulah pesan yang kami kirimkan”. Namun, dia mengatakan kemampuan militer AS “hampir tidak terbatas”.

photo
Menteri Pertahanan Pete Hegseth berbicara soal serangan ke Iran dalam konferensi pers di Pentagon di Washington, Ahad, 22 Juni 202. - (AP Photo/Alex Brandon)

Ketika ditanya apakah perubahan rezim di Iran tidak termasuk dalam tujuan kebijakan AS, Hegseth menjawab: “Misi ini bukan tentang perubahan rezim.” Dia menggambarkan serangan itu sebagai “operasi presisi untuk menetralisir ancaman terhadap kepentingan nasional kita yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran”.

Seperti yang telah kami laporkan, banyak ahli membantah klaim AS bahwa program nuklir Iran merupakan ancaman, sementara Iran bersikeras bahwa programnya adalah untuk tujuan sipil.

Kepala Staf Gabungan AS Jenderal AS Dan Caine, ketika ditanya apakah Iran masih mempertahankan kapasitas nuklirnya setelah serangan itu, mengatakan terlalu dini untuk berkomentar sebelum penilaian kerusakan selesai.

“Penilaian awal kerusakan akibat pertempuran menunjukkan bahwa ketiga lokasi tersebut mengalami kerusakan dan kehancuran yang sangat parah,” katanya sebelumnya dalam pidato pembukaannya.

 
photo
Foto yang mengindikasikan evakuasi dari fasilitas nuklir Fordow sebelum serangan AS pada Ahad (22/6/2025). - (Maxar Technology via Reuters)

Ia mengatakan penilaian terhadap kerusakan yang terjadi di fasilitas nuklir Iran memerlukan waktu untuk memastikannya. “Saya pikir PDA [penilaian kerusakan awal] masih tertunda dan masih terlalu dini bagi saya untuk mengomentari apakah saya masih berada di sana atau tidak,” kata Jenderal Dan Caine kepada wartawan di Pentagon.

Dia menolak mengomentari langkah spesifik yang diambil untuk melindungi pasukan AS yang berbasis di Timur Tengah dari potensi pembalasan Iran. “Pasukan gabungan kami tetap siap membela Amerika Serikat – pasukan kami dan kepentingan kami di kawasan,” kata Caine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement