REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Irak memperingatkan konsekuensi serius dari serangan udara AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran dan menyebut serangan itu sebagai eskalasi yang melampaui batas negara mana pun. Juru bicara pemerintah Irak, Basim al-Awadi, mengutuk keterlibatan langsung AS dalam konflik yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel.
"Perang tidak meninggalkan apa pun kecuali kehancuran, dan tanggung jawab negara-negara besar dan badan-badan internasional harusnya untuk menyelamatkan dunia dari krisis lebih lanjut, bukan malah memicunya," katanya dalam sebuah pernyataan, Ahad (22/6/2025).
Mengutuk keras serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, Al-Awadi memperingatkan bahwa eskalasi militer menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan, perdamaian, dan stabilitas di Timur Tengah. Ia menegaskan bahwa solusi militer tidak bisa menjadi alternatif bagi dialog dan diplomasi.
Irak memperingatkan bahwa serangan militer yang berkelanjutan akan menyebabkan "eskalasi berbahaya dengan konsekuensi yang melampaui batas negara mana pun”, serta dapat memengaruhi stabilitas kawasan dan dunia.
Karena itu, Irak meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk "segera meredakan ketegangan, membuka saluran-saluran diplomatik untuk mengatasi situasi, dan berupaya meredakan krisis.
Sebelumnya, pada Ahad pagi, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa pasukannya telah mengebom tiga fasilitas nuklir Iran yang terletak di Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Serangan tersebut merupakan eskalasi terbaru dalam serangan militer Israel yang didukung AS terhadap Iran sejak 13 Juni, yang mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan terhadap Israel.
Pihak berwenang Israel mengatakan sedikitnya 25 korban tewas dan ratusan orang lainnya luka-luka sejak saat itu akibat serangan rudal Iran. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 430 korban tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka akibat serangan Israel.
Lihat postingan ini di Instagram