Kamis 19 Jun 2025 18:49 WIB

Ibu Dua Anak Mengaku Dilecehkan Dokter di RSUD Bekasi, Sang Dokter Akui Diperas

'Kemudian ujung-ujungnya dia bawa pengacara segala macem, minta Rp 100 juta.'

Ilustrasi Pelecehan Seksual. Seorang ibu dua anak, M (29 tahun), mengaku menjadi korban pelecehan seorang dokter di RSUD Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pelecehan Seksual. Seorang ibu dua anak, M (29 tahun), mengaku menjadi korban pelecehan seorang dokter di RSUD Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Seorang ibu dua anak, M (29 tahun), mengaku menjadi korban pelecehan seorang dokter di RSUD Cabangbungin, Kabupaten Bekasi. Peristiwa itu terjadi usai korban diminta mengikuti arahan membuat keluhan medis palsu hingga masuk ke mobil pelaku demi memuaskan hasrat seksual.

"Waktu itu saya lagi di apotek rumah sakit, diikuti terus sama dia. Langsung tiba-tiba berbisik 'eh kamu tunggu di mobil saja yuk'," kata korban di Cikarang, Kamis (19/6/2025).

Baca Juga

Dia mengungkapkan, peristiwa pelecehan ini diawali sekitar akhir 2023 lalu ketika korban pertama kali mendampingi ayahnya berobat ke rumah sakit umum daerah di Cabangbungin. Setelah diperiksa, oknum dokter meminta nomor kontak korban.

Demi mendapat nomor telepon, oknum dokter berinisial R itu berani mengatakan diagnosa palsu atas penyakit yang diderita ayah korban. Karena kaget dan khawatir, korban akhirnya memberikan nomor kontak telepon genggam ke oknum tersebut.

"Dia bilang itu bapak saya ada tumor, ya spontan saya kaget dong. Namanya dibilang orang itu ada tumor, sedangkan bapak saya kan pemeriksaannya cuma kena paru-paru. Saya kasih nomor saya, tidak lama kemudian dokter itu WA dan bilang ternyata dia berbohong," ucapnya.

Dari situ, oknum dokter tersebut kerap menghubungi korban hingga korban mengganti nomor kontak. Setelah tidak berhubungan, korban akhirnya bertemu lagi dengan oknum dokter karena sang ayah harus kembali dirawat.

Oknum dokter tersebut meminta nomor telepon korban yang baru dan kembali menghubungi korban. Kali ini lebih sering hingga akhirnya menjurus ke percakapan yang tidak pantas.

Korban diminta membuat keluhan medis palsu kepada petugas rumah sakit. Dia diminta mengeluh sakit pada bagian perut bawah sehingga perlu di-USG. Karena ditolak, korban kembali diminta mengikuti arahan dokter menuju ke mobilnya.

"'Nanti kamu ke ruangan USG' dia bilang begitu. Kan saya pikir masa iya orang saya nggak sakit perut bilang sakit perut. Terus kata dia ‘udah deh kamu ke sini aja ke mobil nanti aku kasih uang Rp 200 ribu’. Ya kata saya, mau ngapain kan. Ada tuh WA nya itu, saya simpan," kata korban.

Pesan dan ajakan dokter itu membuat korban khawatir dengan keselamatannya. Korban mengatakan, oknum dokter sempat mencoba menghilangkan bukti dengan menghapus pesan melalui WA. Namun korban lebih dulu menyimpannya dengan tangkap layar.

"Pasti kalau saya ikuti nanti pasti saya diapa-apain. Saya bilang saya enggak menyangka seorang dokter bisa begitu. Dia langsung coba hapus WA-nya tapi sudah saya screenshot," ucap dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement