REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pasukan Amerika Serikat (AS) yang tersebar di sejumlah pangkalan militer di Timur Tengah (Timteng) masih dalam "posisi defensif." Demikian pernyataan resmi Pemerintah AS di Washington DC, Senin (16/6/2025) waktu setempat.
Juru Bicara Gedung Putih Alex Pfeiffer menegaskan, pasukan AS tetap dalam posisi bertahan di Timteng, seiring dengan peningkatan eskalasi konflik terkini antara Israel dan Iran.
Pihaknya juga membantah isu-isu di media sosial yang menyebut AS sedang bersiap menyerang Iran.
“Itu tidak benar. Pasukan Amerika mempertahankan sikap defensif, dan itu belum berubah,” ujar Alex Pfeiffer, dilansir Arab News, Selasa (17/6/2025).
Pada Senin (16/6/2025), Presiden AS Donald Trump mengunggah pesan yang menyiratkan akan terlibatnya Negeri Paman Sam dalam perang Iran-Israel. Usai mengunggah pesan itu via akun media sosial, presiden AS ke-47 itu mengakhiri kunjungannya dalam Konferensi Negara-Negara G7 di Kanada. Hal itu dilakukannya untuk berfokus, mengamati perkembangan eskalasi di Timur Tengah.
"Iran seharusnya menandatangai kesepakatan yang saya minta untuk ditandatangani. Betapa memalukan dan manusia yang sia-sia. Sederhana diucapkan. Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Saya sudah katakan itu berulang kali," tulis Trump via akun media sosial Truth Social miliknya, dikutip Senin (16/6/2025).
Bahkan, Trump juga mendesak seluruh warga sipil Teheran mengungsi dari ibu kota Iran. Itu agar mereka dapat menghindar dari kemungkinan serangan udara Israel ke sana.
"Semua orang harus dievakuasi dari Teheran segera!" kata Presiden AS.
Peringatan singkat Trump di media sosial, walau tanpa penjelasan lebih lanjut, segera memicu spekulasi di tengah publik. AS diduga sedang siap-siap untuk bergabung dengan Israel dalam perang melawan Iran.
Bagaimanapun, dalam jumpa pers pejabat Gedung Putih dan Pentagon kembali menegaskan mode defensif pasukan AS di Timteng.
View this post on Instagram
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dalam wawancara dengan Fox News menegaskan, pasukan AS berada dalam postur bertahan
"Ini untuk menunjukkan kekuatan dan demi mendorong tercapainya kesepakatan damai, yang jelas menjadi harapan kami," katanya.
Sebelumnya, Hegseth mengakui telah memerintahkan pengerahan tambahan pasukan ke Timteng selama akhir pekan. Langkah itu ditempuh demi prioritas negaranya, "melindungi pasukan AS" di kawasan tersebut.