Senin 16 Jun 2025 16:51 WIB

Yahudi Iran Serukan Pembalasan Dahsyat ke Israel

Umat Yahudi sudah tinggal di Iran sejak ribuan tahun lalu.

Warga Yahudi menyatakan dukungan terhadap program nuklir Iran di Teheran pada 2013.
Foto: AP/Ebrahim Noroozi
Warga Yahudi menyatakan dukungan terhadap program nuklir Iran di Teheran pada 2013.

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN – Dua lembaga utama Yahudi di Iran mengecam dengan keras serangan udara Israel ke Teheran, menggambarkan operasi tersebut sebagai “agresi Zionis yang biadab”. Mereka menuntut agar Republik Islam membalas dengan kekuatan yang dahsyat. 

“Kebrutalan Zionis, yang jauh dari moralitas manusia dan telah menyebabkan kesyahidan sejumlah rekan kita tercinta, termasuk anak-anak yang tidak bersalah, telah melukai hati kita semua,” tulis Asosiasi dan Komunitas Yahudi Isfahan dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada Kantor Berita resmi Republik Islam (IRNA) pada Ahad malam.

Baca Juga

Memberikan belasungkawa kepada tujuh komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan ilmuwan nuklir yang diklaim tewas dalam serangan tersebut, asosiasi tersebut menambahkan: “Kami yakin bahwa Iran yang bangga dan terhormat akan memberikan tanggapan yang menghancurkan dan menimbulkan penyesalan yang akan membuat rezim Zionis menyesali perbuatannya yang memalukan.”

Younes Hamami Lalezar, juru bicara Beth Din (pengadilan agama) dari Komite Yahudi Teheran, menggunakan bahasa yang lebih tajam. Ia menyebut keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu “tidak adil dan seorang kriminal”. 

Ia menulis bahwa “pembunuhan warga sipil, wanita dan anak-anak oleh rezim kriminal Zionis dan Netanyahu yang jahat harus ditanggapi dengan kekuatan yang tegas.” Hamami menekankan bahwa orang Yahudi Iran “selalu menjadi bagian dari negara besar ini dan tidak akan pernah gagal membela tanah air kami.”

photo
Seorang pria dibantu meninggalkan lokasi kejadian setelah ledakan di pusat kota Teheran, Ahad, 15 Juni 2025. - ( AP Photo/Amir Kholousi/ISNA)

Homayoun Sameyah Najafabadi, satu-satunya perwakilan komunitas tersebut di Majlis Iran, menyatakan dalam sebuah surat terbuka yang dibawa oleh Kantor Berita Tasnim yang terkait dengan IRGC bahwa “peluncuran ribuan drone dan rudal setiap hari akan menjadi jawaban yang paling tidak tepat” terhadap operasi Israel. Laporan terpisah dari Tasnim mengutip Sameyah yang mengatakan serangan itu membuktikan Israel sebagai “rezim pembunuh anak-anak yang biadab” dan mendesak Iran untuk memberikan pelajaran yang “tak terlupakan.”

Jerusalem Post mencatat, orang-orang Yahudi telah tinggal di tanah Iran selama lebih dari 2.500 tahun. Mereka merupakan salah satu komunitas Diaspora tertua di dunia. Alkitab Ibrani menempatkan Ratu Ester dan Mordechai di ibu kota Achaemenid, Susa, dan dekrit Cyrus Agung pada tahun 539 SM yang membebaskan orang-orang Yudea dari pembuangan di Babilonia masih dihormati sebagai tonggak sejarah toleransi beragama. 

Koloni-koloni Yahudi kemudian menyebar ke Hamadan, Shiraz dan Isfahan, bertahan dari dinasti Parthia, Sassania, dan Islam berturut-turut. Pada pertengahan abad ke-20 jumlah komunitas mencapai sekitar 140.000–150.000 di bawah kekuasaan Syah Pahlavi. 

Revolusi Islam tahun 1979 memicu eksodus massal—terutama ke Israel dan Amerika Serikat—menyebabkan populasi Yahudi saat ini di Iran berkisar antara 3.000 jiwa menurut sensus Iran dan perkiraan para ahli sebesar 8.000-10.000 jiwa, dengan konsentrasi terbesar di Teheran, Isfahan, dan Shiraz.

Iran juga menampung banyak Yahudi yang melarikan diri dari kekejaman Nazi Jerman.

Sejak 1942, kota pelabuhan Bandar Bandar-e Anzali menerima hingga 2.500 pengungsi Polandia setiap hari, dengan total 116.000. 5.000 hingga 6.000 di antaranya adalah orang Yahudi, dan dari jumlah tersebut, hampir 1.000 adalah anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement