Sabtu 14 Jun 2025 01:28 WIB

Penasihat Militer Zionis: Mustahil Menghentikan Nuklir Iran Jika Hanya Mengandalkan Agresi

Fasilitas nuklir Iran dianggap mengancam keberlangsungan Israel.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Erdy Nasrul
Asap mengepul pasca ledakan di Teheran, Iran, Jumat, 13 Juni 2025.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Asap mengepul pasca ledakan di Teheran, Iran, Jumat, 13 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Serangan Israel baru-baru ini membetot perhatian dunia. Militer zionis memuntahkan banyak bom yang tersebar di sejumlah titik yang dicurigai sebagai fasilitas pengayaan uranium Iran. 

Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi menegaskan bahwa mustahil" untuk menghancurkan program nuklir Iran hanya dengan kekuatan saja, dan mencatat bahwa Israel "tidak berencana" untuk membunuh para pemimpin Iran.

Baca Juga

Hanegbi mengatakan kepada Channel 12 bahwa tujuan kampanye Israel melawan Iran "adalah untuk menekan Iran secara militer agar memaksanya setuju untuk membongkar sepenuhnya program nuklirnya."

Sebelumnya hari ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Iran masih memiliki kesempatan lain untuk mencapai perjanjian nuklir, setelah Israel melancarkan serangannya.

Hanegbi juga menekankan bahwa Israel tidak bermaksud menargetkan "kepemimpinan politik" Iran dalam kampanye ini.

Ia menjelaskan bahwa tujuan operasi yang sedang berlangsung terhadap Iran, sebagaimana disetujui oleh Kabinet, ada empat: menyerang program nuklir Iran, menyerang kemampuan rudal balistiknya, menyerang kemampuannya untuk menghancurkan Israel melalui serangan darat, dan menciptakan kondisi untuk menggagalkan program nuklir Iran dalam jangka panjang melalui cara diplomatik.

Ketika ditanya apakah ini berarti Israel tidak ingin IDF menghancurkan program nuklir Iran, Hanegbi menjawab, "Itu tidak mungkin." Ia menambahkan, "Yang mungkin adalah solusi seperti yang diterapkan di Libya, Afrika Selatan, dan tempat lain, di mana keseimbangan pro dan kontra menyebabkan para pemimpin negara itu menghentikan upaya nuklirnya."

Ia melanjutkan: "Hanya Amerika yang dapat mencapai ini. Hanya Presiden (Donald) Trump yang dapat mencapai apa yang digambarkan sebagai kesepakatan yang baik, sebuah model di mana Iran, atas kemauannya sendiri, menyerahkan senjata nuklirnya, membayar biaya yang sangat besar, dan memperoleh keuntungan yang sangat besar... Inilah yang diharapkan secara diplomatis."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement