Selasa 27 May 2025 15:41 WIB

Kemendiktisaintek Sebut Biang Kerok Ekosistem Sains di RI Rendah

Kemendiktisaintek menekankan perlunya komitmen menguatkan sains.

Ahmad Najib Burhani.
Foto: Dok Republika
Ahmad Najib Burhani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Ahmad Najib Burhani mengungkapkan sejumlah faktor penyebab rendahnya ekosistem sains dan teknologi (saintek) di Indonesia.

"Tentang rendahnya ekosistem saintek, itu di antaranya sebetulnya yang kita bisa lihat dari kita itu skor PISA --Programme for International Student Assessment-- kita itu rendah dibandingkan dengan negara yang lain," kata Najib dalam diskusi di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Faktor lainnya adalah kurangnya ahli yang berkenaan dengan kemampuan utama dalam sektor industri di Indonesia.

Ia memaparkan kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh ketiadaan SDM saat membuat industri. Jika orang dengan kemampuan yang tepat sudah ditemukan, maka SDM yang bersangkutan tidak lama kemudian direkrut oleh perusahaan asing.

"Jadi ekosistem kita itu yang ada kita selalu kekurangan dengan talent yang berkaitan ke sains dan teknologi itu," ujarnya.

Selanjutnya, Najib juga menyoroti banyaknya perguruan tinggi yang didominasi oleh jurusan keguruan. Menurutnya hal ini tidak salah, namun jika dibandingkan dengan jurusan saintek, perbandingannya sangat jauh.

Keempat, ia memaparkan faktor yang berkenaan dengan hal ketiga, yaitu minimnya minat siswa untuk mempelajari bidang ilmu saintek.

Mantan Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora (OR IPSH), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menilai hal tersebut salah satunya disebabkan oleh asosiasi keilmuan di Indonesia yang saat ini perannya tidak hidup dan juga tidak mati.

"Asosiasi berbagai keilmuan yang ada, yang biasanya kalau kita lihat di luar negeri, mereka selalu mengadakan konferensi tentang pembangunan keilmuan setiap tahun, atau paling tidak dua tahun sekali. Nah di kita itu asosiasi keilmuan menjadi sesuatu yang sifatnya kadang-kadang politik," ucapnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement