Jumat 23 May 2025 15:11 WIB

Menperin Agus Gumiwang Dinilai Miliki Eco- Concious yang Kuat dalam Industri Bambu

Kemenperin sedang menyiapkan program menanam bambu di 20 ribu desa.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dinilai punya mengembangkan industri bambu.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dinilai punya mengembangkan industri bambu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) dinilai memiliki semangat ‘eco-concious’ (sebutan untuk orang yang peduli lingkungan hidup) yang kuat, dalam mengembangkan industri bambu di Tanah Air.    

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA kepada pers di Jakarta, Jumat (23/5/2025). Ia menanggapi kebijakan kementerian perindustrian dalam merespon sejumlah investor asing seperti Cina, India, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang tertarik berinvestasi Bambu di Indonesia.

Salah satu respon tersebut, kementerian perindustrian sedang menyiapkan program menanam bambu di 20 ribu desa di Indonesia. Hal ini tentu dilakukan karena tingginya permintaan yang belum diimbangi dengan ketersediaan bahan baku bambu.

“Saya melihat gerakan menanam bambu di 20 ribu desa itu sebagai respon yang sangat cepat dan cerdas dari Pak Agus Gumiwang. Respon ini  harus dibaca bukan sekedar peluang ekonomis dan bisnis, tapi juga peluang ekologis untuk membuat lingkungan dan alam kita makin sehat,”  kata Toto.

Toto menilai, AGK sangat cerdas dan peka membaca ini karena ada dua kebutuhan penting saat ini. Yaitu, kebutuhan pemasukan devisa negara karena bambu punya nilai ekonomis sebagai yang menghasilkan profit,  juga kebutuhan Indonesia dan dunia terhadap iklim yang sehat.

Menurut Toto, dari penelitian singkatnya selama ini, bambu itu ternyata masuk dalam jenis tanaman yang punya sifat keberlangsungan sebagai penghasil  oksigen yang sangat tinggi. Disamping, bisa juga menjadi tanaman penahan longsor karena memiliki kekuatan resapan airnya yang besar.

“Dalam banyak penelitian para pakar dunia, cepat atau lambat, oksigen akan habis dan tak tersisa lagi di atmosfer.  Sementara itu, oksigen termasuk salah satu penopang penting kehidupan di Bumi, selain air,” tegasnya.

Dalam kontek itulah, penting sekali untuk mendukung siapapun yang punya kepedulian terhadap lingkungan. Salah satunya, semangat yang diperlihatkan kementerian perindustrian dalam gerakan menanam bambu. Sebab, bumi bisa lebih cepat punah karena kehabisan oksigen, bukan air.

Namun begitu, Toto meyakini kementerian perindustrian tak bisa bekerja sendirian. Terutama, dalam membangun ekosistem industri bambu, tetap harus bersinergi dengan, minimal, kementerian lingkungan hidup, mulai dari hulu sampai hilir. Termasuk dalam kontek keterbatasan teknologi dan ketersediaan bahan baku.

Menanggapi alasan investor asing memilih Indonesia untuk berinvestasi di bidang bambu, Toto berpendapat, karena selain bambu Indonesia lebih unggul dan berkualitas, juga paling banyak jenisnya. Dan dari ratusan jenis itu, sebagian masuk tanaman endemik, yang hanya bisa tumbuh di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement