Senin 19 May 2025 14:39 WIB

Setelah RS Indonesia, Israel Bombardir RS Al-Nasser di Khan Younis

Seluruh fasilitas kesehatan di Gaza tak luput dari serangan Israel.

Paramedis Palestina memeriksa kerusakan di ruang pasien akibat serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza, Ahad, 17 Desember 2023.
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Paramedis Palestina memeriksa kerusakan di ruang pasien akibat serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza, Ahad, 17 Desember 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Militer Israel terus melakukan serangan ke berbagai rumah sakit di Jalur Gaza. Setelah RS Indonesia di utara diserang dan dikepung, Israel mengebom laboratorium farmasi Kompleks Medis Nasser di Khan Younis pada Senin siang.

Serangan itu dilakukan ketika warga Palestina yang terbunuh dan terluka akibat serangan lain dibawa ke rumah sakit. Pasukan Israel telah melancarkan sekitar 30 serangan udara terhadap Khan Younis sejak pagi, dilaporkan Aljazirah.

Baca Juga

Serangan terbaru Israel terhadap kompleks medis di Khan Younis, yang merusak laboratorium farmasinya, adalah yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap fasilitas tersebut.

Selasa lalu, pasukan Israel mengebom rumah sakit tersebut, menewaskan sedikitnya dua orang, termasuk jurnalis Palestina Hassan Eslaih, yang sedang menjalani perawatan di sana.

Kementerian Kesehatan telah membagikan foto-foto di media sosial yang menunjukkan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Nasser yang menghancurkan gudang tempat penyimpanan persediaan medis.

photo
Staf melihat gudang yang rusak akibat serangan Israel di Rumah Sakit Nasser, Senin (19/5/2025). - (Dok Kementerian Kesehatan Gaza)

Gambar-gambar tersebut menunjukkan peti-peti berisi persediaan yang rusak, termasuk botol-botol cairan infus (IV). Dr Muhammad Zaqout, direktur jenderal rumah sakit di Gaza, mengatakan staf medis di rumah sakit tersebut takut tentara Israel akan menyerbu rumah sakit tersebut.

Rumah sakit tersebut juga menerima beberapa pasien yang terluka dalam pemboman Israel di Khan Younis, serta jenazah sedikitnya enam orang, kata Zaqout.

Dan bulan lalu, pasukan Israel mengebom tenda media di luar rumah sakit, menewaskan sedikitnya dua orang, dalam serangan yang menargetkan Eslaih. Pada bulan Maret, mereka mengebom gedung darurat rumah sakit, menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang anggota biro politik Hamas serta seorang anak laki-laki berusia 16 tahun, yang dirawat di sana.

Pada Februari tahun lalu, pasukan darat Israel juga mengepung rumah sakit tersebut selama lebih dari seminggu, memaksa ribuan orang yang berlindung di halaman rumah sakit tersebut untuk meninggalkan rumah sakit tersebut, sebelum akhirnya menyerbu rumah sakit tersebut.

Mereka menangkap lebih dari 200 orang, termasuk 70 staf medis. Selama operasi tersebut, pasukan Israel membunuh puluhan orang, banyak di antaranya dilaporkan ditembak oleh penembak jitu ketika mereka mencoba mencapai rumah sakit. Setidaknya delapan pasien meninggal karena kekurangan oksigen selama pengepungan, menurut kantor berita Wafa.

photo
Kekejaman Israel di RS Indonesia - (Republika)

Dr Mohammed Abu Silmiyeh, direktur RS al-Shifa di Kota Gaza, menggambarkan kondisi bencana ketika serangan Israel melumpuhkan layanan medis di Gaza utara.

Dr Abu Silmiyeh mengatakan Al-Shifa menampung delapan pasien di ruangan yang diperuntukkan bagi empat orang, dengan tenda didirikan untuk menampung pasien. Jumlah kedatangan setiap jamnya termasuk 50 orang syuhada dan 130 orang terluka, di tengah kekurangan darah yang kritis.

Dia memperingatkan bahwa perawatan intensif dan operasi tidak dapat dilakukan, dan staf “menderita” karena tuntutan yang tidak mungkin.

Dokter tersebut berbicara kepada Aljazirah tak lama setelah tersiar kabar tentang serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia, rumah sakit terakhir yang tersisa di wilayah Gaza Utara, yang mencakup Jabalia, Beit Hanoon dan Beit Lahiya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement