REPUBLIKA.CO.ID, LAUT MERAH -- Satu lagi jet tempur F/A-18 Super Hornet milik Amerika Serikat (AS) jatuh hilang di Laut Merah. Kasus ini menjadi kali kedua dalam sepekan terakhir, demikian beberapa sumber di Washington kepada CNN, Rabu (7/5/2025).
Belum diketahui secara jelas penyebab insiden terbaru jatuhnya pesawat F/A-18, namun, menurut laporan CNN dilansir 9news, dua sumber mengatakan terjadi kegagalan dalam sistem pendaratan pesawat di kapal induk USS Harry S. Truman yang kemudian memaksa sang pilot melontarkan diri dari pesawat yang jatuh ke Laut Merah itu.
Seorang pilot dan satu kru pesawat berhasil diselamatkan dengan kondisi luka ringan. Adapun, jet yang nyemplung ke Laut Merah tidak dapat diselamatkan.
Sementara, kelompok pejuang Houthi di Yaman, pada Selasa (6/5/2025) dilaporkan kembali berupaya menyerang USS Harry S. Truman. Padahal, di Washington, Presiden AS Donald Trump mengatakan, AS telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Houthi. CNN telah mencoba mengonfirmasi informasi ini ke Angkatan Laut AS dan Komando Pusat Komunikasi namun belum mendapatkan respons.
Pada Rabu (30/4/2025), Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth memberikan peringatan kepada Iran bahwa mereka akan menerima konsekuensi atas dukungan terhadap militan Houthi. Peringatan Hegseth itu keluar usai insiden jatuhnya jet tempur F-18 Hornet AS dari kapal induk USS Harry S. Truman usai menghindari serangan rudal Houthi.
"Pesan untuk Iran: Kami mengetahui dukungan mematikan anda kepada Houthi. Kami sangat mengetahui apa yang kamu lakukan," kata Hegseth lewat akun X dilansir Times of Israel.
"Anda tahu betul kemampuan militer AS, dan anda diperingatkan. Anda akan membayar konsekuensi pada waktu dan tempat yang kami pilih."
Message to IRAN:
We see your LETHAL support to The Houthis. We know exactly what you are doing.
You know very well what the U.S. Military is capable of — and you were warned. You will pay the CONSEQUENCE at the time and place of our choosing.
— Secretary of Defense Pete Hegseth (@SecDef) May 1, 2025