Rabu 30 Apr 2025 12:52 WIB

Panitia SNPMB Kumpulkan Bukti Dugaan Keterlibatan Bimbel dalam Kecurangan UTBK 2025

Panitia SNPMB bakal menggali dugaan itu guna mengumpulkan bukti konkret.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berbasis Tes  (UTBK-SNBT) di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (29/4/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (29/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 mengendus dugaan keterlibatan salah satu lembaga bimbingan belajar (bimbel) dalam kasus kecurangan pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025. Panitia SNPMB bakal menggali dugaan itu guna mengumpulkan bukti konkret.

Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok menyampaikan dugaan kecurangan itu perlu dipastikan dengan pengumpulan informasi dan bukti lanjutan. Eduart menyebut pengusutan tengah dilakukan timnya. "Kami masih melakukan pengusutan dan pengumpulan informasi untuk saat ini," kata Eduart kepada Republika, Rabu (30/4/2025).

Baca Juga

Oleh karena itu, Eduart menyatakan Panitia SNPMB 2025 belum bisa memastikan akan membawa temuan ini ke ranah hukum atau tidak. Nantinya tindak lanjut temuan baru akan dilakukan setelah pengusutannya tuntas.

"Setelah pengusutan akan ditentukan masuk ranah pidana atau tidak, jadi kami belum bisa memutuskan sekarang," ujar Eduart.

Sebelumnya, Panitia SNPMB 2025 mendapati ribuan peserta yang dinilai sebagai anomali, dimana terdapat salah satu lembaga bimbel yang dicurigai terlibat dalam hal ini.

"(Dicurigai) keterlibatan ada salah satu lembaga pembinaan belajar di Yogyakarta yang memobilisasi peserta," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/4/2025).

Peserta ujian anomali tersebut dicurigai lantaran domisili, asal sekolah, kampus tujuan, dan lokasi UTBK semuanya berada di daerah yang saling berjauhan. Contohnya dengan adanya peserta yang merupakan lulusan SMA di Semarang, memilih kampus tujuan di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), namun melaksanakan UTBK di Medan.

Panitia menemukan peserta dengan data anomali serupa di lokasi lainnya, dimana peserta tersebut tidak hadir saat ujian dan kebetulan dalam waktu yang sama terdapat masalah pada komputer yang seharusnya digunakan oleh peserta tersebut.

Kecurigaan kepada salah satu lembaga bimbel tersebut diperkuat dengan adanya lembaga bimbel yang masih melakukan bimbingan hingga 5 Mei 2025. Padahal UTBK hanya dilaksanakan pada 23 April-3 Mei 2025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement