Rabu 30 Apr 2025 05:59 WIB

Di Forum BRICS, Menlu Sugiono: Genosida di Gaza Bukti Hukum Internasional tak Terealisasi

Menlu Sugiono dorong semua negara tegakkan hukum di Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erdy Nasrul
Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UAE) Suhail Al-Mazroui (kiri) dan Menteri Luar Negeri Sugiono (kanan) dalam acara Forum Bisnis UEA-RI di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).
Foto: Eva Rianti/Republika
Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UAE) Suhail Al-Mazroui (kiri) dan Menteri Luar Negeri Sugiono (kanan) dalam acara Forum Bisnis UEA-RI di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mendorong BRICS menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan hukum internasional. Dia pun sempat menyinggung situasi di Jalur Gaza sebagai contoh konkret dari kegagalan hukum internasional.

"BRICS harus terdepan dalam memperjuangkan hukum internasional. Penegakan hukum harus adil, konsisten, dan tanpa standar ganda. Tidak ada seorang pun yang kebal hukum," kata Sugiono saat berpidato dalam BRICS Foreign Ministers’ Meeting (FMM) yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (28/4/2025).

Baca Juga

Sugiono menyampaikan pernyataannya tersebut ketika berpartisipasi pada sesi bertajuk "Peran BRICS dalam Menghadapi Krisis Global dan Regional serta Mendorong Perdamaian dan Keamanan". Sugiono menilai, BRICS harus mengambil peran lebih aktif dan konstruktif dalam mendorong perdamaian serta menegakkan norma-norma global.

Menlu RI kemudian menyoroti situasi di Jalur Gaza sebagai bukti kegagalan masyarakat global dalam menegakkan hukum humaniter internasional. "Kita harus melindungi lembaga hukum internasional dari penegakan hukum yang selektif dan campur tangan politik. Perintah dan fatwa Mahkamah Internasional harus dihormati. Dewan Keamanan PBB harus diberi kewenangan untuk melaksanakan mandatnya secara efektif," ucapnya.

Dalam sesi kedua bertema "Reformasi Institusi Internasional untuk Tata Kelola yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan", Menlu Sugiono menggarisbawahi urgensi untuk menjadikan multilateralisme lebih inklusif, transparan, terpercaya, dan responsif terhadap tantangan global. Dia menegaskan pentingnya reformasi lembaga-lembaga global, termasuk mendorong perluasan keanggotaan Dewan Keamanan PBB, serta memperkuat suara negara-negara berkembang dalam lembaga keuangan internasional.

Pada kesempatan itu, Sugiono turut mengumumkan komitmen Indonesia untuk bergabung dengan New Development Bank. Hal itu sebagai bentuk dukungan terhadap perluasan akses pembiayaan pembangunan bagi negara-negara Global South.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement