REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan Pakistan dan India, dua negara yang berdampingan, kini sedang memanas. saling tembak untuk malam keempat berturut-turut setelah serangan mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India pekan lalu.
Militer India menyatakan bahwa mereka menanggapi "tembakan senjata ringan yang tidak beralasan" dari sejumlah pos Angkatan Darat Pakistan sekitar tengah malam pada hari Minggu di sepanjang perbatasan de facto sepanjang 740 km (460 mil) yang memisahkan wilayah India dan Pakistan di wilayah yang disengketakan, yang diklaim oleh kedua negara sejak mereka berpisah pada tahun 1947. Bentrokan lintas batas yang terus-menerus telah meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi militer yang lebih luas antara kedua negara berkekuatan nuklir yang bersaing tersebut.
Militer Pakistan belum mengomentari baku tembak terbaru tersebut . Tidak ada korban yang dilaporkan.
Bentrokan terjadi setelah orang-orang bersenjata menewaskan 26 orang di dekat kota resor Pahalgam di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim Selasa lalu. Itu adalah serangan paling mematikan terhadap warga sipil di Kashmir yang dikelola India selama seperempat abad.
Pejabat keamanan dan korban selamat mengatakan bahwa orang-orang bersenjata memisahkan orang-orang selama serangan, menanyakan nama mereka dan menargetkan umat Hindu sebelum menembak mereka dari jarak dekat.
Kedubes Pakistan di Jakarta
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Republik Islam Pakistan untuk Indonesia Roshan Lal berharap Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengunjungi negaranya guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara.