REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) meluncurkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati) pada momentum Hari Kartini di Jakarta pada Senin (21/4/2025). Peluncuran gerakan itu diiringi dengan pelayanan vasektomi atau metode operasi pria (MOP) serentak untuk memecahkan rekor Muri dengan target 2.000 akseptor.
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Isyana Bagoes Oka mengatakan, gerakan itu diluncurkan untuk meningkatkan peran ayah dalam keluarga. Pasalnya, selama ini urusan keluarga selalu diidentikan dengan kewajiban seorang ibu. Padahal, ayah juga mesti mengambil peran dalam urusan rumah tangga, terutama dalam pengasuhan anak.
"Nah, di Hari Kartini kemarin, kenapa kita buat yang namanya Gerakan Ayah Teladan Indonesia, dan kemudian juga mendorong peluncuran rekor vasektomi untuk rekor Muri. Itu juga adalah kita ingin agar ayah betul-betul terlibat (dalam keluarga)," kata Isyana di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta Timur, Jumat (25/4/2025).
Politikus PSI tersebut menilai, keterlibatan ayah dalam keluarga tidak sekadar memberikan dukungan finansial. Lebih dari itu, seorang ayah harus betul-betul hadir untuk anak-anaknya. Sebab, pengasuhan itu sejatunya tidak hanya dilakukan ibu, tapi juga oleh ayah.
"Dua-duanya punya tanggung jawab yang sama untuk memastikan kalau pengasuhan anaknya dapat berjalan dengan baik. Agar nanti anak-anaknya bisa betul-betul sehat secara fisik, secara mental," kata Isyana.
Dia menyatakan, generasi muda Indonesia saat ini banyak yang mengalami kondisi fatherless atau tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah dalam kehidupan sehari-harinya. Berdasarkan data UNICEF 2021, sekitar 20,9 persen anak di Indonesia tidak memiliki figur ayah, baik karena perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang membuat mereka jauh dari anak.
Karena itu, Kemendukbangga ingin kembali mengingatkan peran ayah dalam keluarga. Diharapkan, dengan gerakan itu akan makin banyak ayah yang sadar bahwa mereka sangat memiliki peran dalam pengasuhan.
"Ibu tentunya sudah biasa melakukan pola pengasuhan, tapi bagaimana keterlibatan ayah supaya anak-anak itu dapat mendapatkan pengasuhan secara penuh dari kedua orang tuanya, dari ayah dan ibunya," ujar Isyana.
Ihwal vasektomi, Isyana mengatakan, Kemendukbangga sengaja membuat layanan serentak pada momen Hari Kartini. Menurut dia, biasanya Hari Kartini diperingati dengan mengangkat peran perempuan. Namun, pada momen Hari Kartini kali ini, pihaknya ingin mendorong dukungan laki-laki kepada perempuan, terutama dalam konteks program Keluarga Berencana (KB).
"Itu juga makanya tidak hanya peran perempuan untuk melakukan KB, laki-laki juga. Bukan berarti kemudian perempuan tidak berdaya ya, tapi maksudnya laki-laki juga harus bisa support woman dengan cara melakukan hal-hal yang biasanya harus dilakukan oleh perempuan," kata Isyana.
Dia menjelaskan, program KB yang dijalankan pemerintah bukan hanya bisa dilakukan oleh perempuan. Menurut dia, laki-laki juga bisa ikut program KB, yang salah satunya bisa dilakukan dengan vasektomi.
Menurut Isyana, dalam pelayanan vasektomi serentak yang dilakukan Kemendukbangga pada awal pekan ini, laki-laki yang ikut serta telah melebihi 1.500 orang. Angka itu disebut telah melampaui pelaksanaan vasektomi yang dilakukan tahun lalu.
"Kalau yang saya lihat, ternyata memang kader-kader atau relawan-relawan yang mencari orang-orang yang melakukan vasektomi ini juga adalah laki-laki. Jadi mereka yang menyampaikan," ucap Isyana.