Kamis 24 Apr 2025 15:51 WIB

Motif Pimpinan Ponpes di NTB Zinahi Santriwati, 'Mengijazahkan' Agar dapat Pasangan Baik

AF mengaku khilaf dan bersalah telah menzinahi santriwati.

Ilustrasi Pelecehan Seksual. (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pelecehan Seksual. (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Salah seorang pimpinan pondok pesantren di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, berinisial AF mengibaratkan motivasinya mencabuli dan meruduhpaksa sejumlah santriwati dengan bahasa 'mengijazahkan'. Jawaban itu ia sampaikan saat menjawab pertanyaan penyidik di hadapan wartawan, Mataram, Kamis.

"Hanya untuk mengajarkan doa kepada santriwati, sederhananya 'mengijazahkan' dengan harapan mereka kemudian bisa dapat pasangan yang baik, dan keturunan yang baik," kata AF 

Baca Juga

Selanjutnya, penyidik menanyakan kepada AF perihal jumlah santriwati yang sudah menjadi korban dari nafsu iblisnya. "Jumlahnya enggak ingat berapa, sekitar sepuluhan orang," ujar AF.

Untuk santriwati yang menjadi korban, kata dia, tidak ada kriteria khusus, melainkan hanya secara spontan memilih korban. "Tidak ada pilih-pilih, suka pada saatnya kadang-kadang tertuju ke seseorang," ucapnya.

AF yang juga menjabat sebagai ketua yayasan untuk pondok pesantren tersebut mengakui berbuat demikian kepada para korban sejak 2015 hingga 2021. Dalam keterangan lanjutan, AF yang kini telah berstatus tersangka tersebut turut menyesali perbuatannya.

Dia mengaku bahwa perbuatan itu tidak benar secara hukum dan agama. "Itu kekhilafan saya," kata AF.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement