REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan bantuan 1.000 ekor burung hantu dari Presiden Prabowo Subianto kepada para petani untuk mendukung keberhasilan penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA). Hal itu ditujukan untuk meningkatkan produksi padi secara signifikan.
"Kami mengucapkan terima kasih pada Presiden atas dukungan nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus mendukung peningkatan produksi pertanian nasional melalui pemberian burung hantu ini," kata Dody di Jakarta, Ahad (20/4/2025).
IPHA merupakan inovasi dalam budi daya padi yang mengatur siklus pengairan sawah secara berselang (intermittent irrigation). Teknologi itu mampu menghemat air hingga 30 persen serta meningkatkan produktivitas padi hingga 169 persen dibanding metode konvensional.
Meski demikian, penerapan IPHA juga menghadapi tantangan, di antaranya adalah meningkatnya ancaman hama tikus. Kondisi sawah yang lebih dangkal dalam sistem IPHA memungkinkan tikus lebih mudah mencapai batang padi, sehingga meningkatkan risiko kerusakan panen.
Menurut Dody, penggunaan burung hantu dapat efektif menekan populasi hama. "Solusi alami berupa penggunaan burung hantu sebagai predator tikus terbukti efektif menekan populasi hama. Langkah ini juga lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan penggunaan pestisida kimia," kata Dody.
Sebelumnya, para petani di Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat, telah menerapkan metode pengendalian hama tersebut dengan memasang rumah burung hantu di sekitar area persawahan. Keberhasilan metode itu mendorong petani di Kabupaten Majalengka untuk mengadopsinya.
Presiden Prabowo Subianto pada Senin (7/4/2025), mengumumkan bantuan pembelian 1.000 ekor burung hantu untuk membantu para petani di Majalengka, dalam mengatasi serangan hama tikus yang meresahkan. Bantuan itu diambil dari dana pribadi Prabowo.