REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bodo/Glimt mencetak sejarah sebagai tim pertama asal Norwegia yang mampu menembus semifinal kompetisi antarklub Eropa. Tim asuhan Kjetil Knutsen menyingkirkan Lazio di perempat final lewat kemenangan adu penalti 3-2 di Stadion Olimpico Roma, Jumat (18/4/2025) dini hari WIB.
Klub Norwegia itu menang 2-0 di kandang sendiri pada leg pertama perempat final. Lazio membalas dengan keunggulan 2-0 pada waktu normal. Laga dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Tuan rumah kemudian menambah gol. Bodo/Glimt di ambang eliminasi. Namun tim tamu bisa mencetak gol balasan untuk memaksakan adu penalti.
Pada babak inilah drama terjadi. Sebab kendali ada di Lazio setelah sepakan eksekutor pertama Bodo/Glimt Jens Hauge diselamatkan kiper Lazio Christos Mandas. Boulaye Dia membawa Lazio memimpin 1-0 lewat tendangan penaltinya yang berhasil.
Drama berlanjut setelah Bodo/Glimt menyamakan skor. Sosok Nikita Haikin jadi aktor utama. Penjaga gawang Bodo/Glimt ini menghentikan sepakan eksekutor kedua Lazio, Laom Tchaouna, untuk membuat skor tetap 1-1.
Sondre Sorli membawa tim tamu unggul 2-1 dan skor bertahan karena sepakan Tijjani Noslin untuk Lazio melebar. Singkat cerita, Bodo/Glimt yang hanya butuh memasukkan tendangan kelima untuk memastikan kemenangan karena sudah unggul 3-2 gagal. Sepakan Patrick Berg melambung. Ini artinya Lazio bisa memaksakan tos-tosan berlanjut jika eksekutor kelimanya mencetak gol. Malang bagi Valentin Castellanos. Tendangannya ke sisi kanan Nikita Haikin bisa ditebak sang kiper.
Pendukung Lazio terdiam, fans Bodo/Glimt bersorak. Para pemain tuan rumah tertunduk lesu, sementara seluruh elemen tim Bodo/Glimt mengelu-elukan Haikin yang menjadi pahlawan.
"Banyak sekali kemungkinan dan kemungkinan, tetapi tim berhasil melakukannya. Nikita sangat menentukan bagi kami. Ia menentukan pertandingan dan adu penalti," kata Kjetil Knutsen memuji kipernya.
"Nikita adalah penjaga penalti yang fantastis. Kami tahu bahwa peluangnya bagus jika terjadi adu penalti," imbuh gelandang Patrick Berg yang bisa tak tidur nyenyak andai timnya kalah karena ia gagal jadi penentu kemenangan.
Bagi Haikin, kemenangan adu penalti adalah momen penebusan dalam karier yang telah mengalami banyak pasang surut. Mulai dari melihat idolanya Petr Cech berlatih saat masih menjadi pemain junior di Chelsea hingga membela klub-klub di Spanyol, Rusia, Israel, dan Inggris.
"Ini gila! Saya tidak menyangka pertandingan akan sejauh ini, tetapi kami tidak boleh menyerah. Kami harus terus maju," kata Haikin yang emosional. "Kami tahu peluang akan datang. Saya sangat bahagia. Ini sangat berarti bagi seluruh Norwegia. Bagi Bodo. Bagi keluarga saya. Ini luar biasa. Malam yang bersejarah."
Begitu besar kemenangan ini tak hanya bagi Bodo/Glimt, melainkan juga Norwegia. Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Stoere sampai memberikan ucapan selamat di media sosial.
"Mencapai semifinal Liga Europa adalah hal yang luar biasa – ini menunjukkan apa yang mungkin terjadi ketika Anda memberikan segalanya untuk kostum ini. Malam yang luar biasa bagi orang-orang utara dan untuk seluruh sepak bola Norwegia di Roma," tulisnya di X.